Nakita.id - Seorang satpam perusahaan pembuat alat konstruksi di daerah Cilincing, Jakarta Utara tersambar petir saat bekerja pada Senin (27/12/2021).
Nama satpam tersebut adalah Abdul Rosyid, dan beliau berusia 35 tahun.
"Sampai kaku badan saya, kaku. Yang bisa bergerak cuma ujung jari tangan sama jari kaki. Sudah ketekuk kayak ayam mau dipanggang," kata Abdul di kediamannya, seperti dilansir Kompas (28/12/2021).
Saat itu, sehabis hujan, Abdul sedang berpatroli.
Abdul membawa payung yang ujungnya besi, handy talky di pundak kiri, dan ponsel di tangan kanan.
Saat petir menyambar, muncul percikan api akibat sambaran tersebut dan membuat Abdul langsung tergeletak.
Pakaian dan sepatunya ikut terbakar akibat sambaran petir, sehingga pundak kiri, perut kiri, kaki kiri, hingga engkel kaki kanan Abdul menderita luka bakar.
Telinga kirinya juga sempat mengalami gangguan.
Baca Juga: Viral Seorang Satpam di Jakarta Tersambar Petir, Ini Berbagai Cara Petir Menyambar Seseorang
Moms mungkin bertanya-tanya, bagaimana pertolongan pertama pada orang yang tersambar petir?
Sebenarnya, satu-satunya pertolongan pertama yang bisa Moms lakukan adalah membawanya ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk diperiksa lebih lanjut.
Mengutip Kompas, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat-alat.
Diantaranya adalah elektrokardiogram untuk mengecek kondisi jantung, monitor jantung untuk melihat ritme jantung, CT scan untuk memeriksa otak dan perut, X-ray dan tes laboratorium untuk melihat enzim yang bisa menjadi pertanda kerusakan jantung.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja, pasien mungkin akan diperbolehkan pulang, dengan catatan atas rujukan ke spesialis.
Akan tetapi, jika dokter mendapati luka pada kepala yang ditandai dengan hilangnya kesadaran atau kondisi linglung, pasien mungkin harus berada di rumah sakit lebih lama untuk mendapat observasi lebih lanjut.
Selain itu, jika dokter menduga adanya cedera pada jantung, dokter biasanya akan melakukan observasi lebih lanjut dan memberikan obat yang sesuai bagi pasien.
Kemudian, jika pasien mengalami luka pada tulang belakang, biasanya penanganannya berupa observasi lebih lanjut atau stabilisasi secara bedah.
Pembedahan juga bisa digunakan untuk menangani tulang yang patah, beserta dengan imobilisasi menggunakan splint.
Terakhir, jika dokter menduga adanya cedera pada saraf yang ditandai dengan rasa kesemutan atau baal, pakar neurologi akan dilibatkan untuk memonitor dan menangani.
Baca Juga: Jangan Lakukan Lagi! Pasta Gigi Dioleskan ke Luka Bakar Bisa Bahaya
Agar dapat terhindar dari sambaran petir, tolong lakukan cara pencegahan berikut ini ya, Moms.
1. Hindari berada di ruang terbuka
Jika Moms mendengar guntur meski langit tampak terang tak berawan, sudah dapat dipastikan bahwa Moms kemungkinan besar akan tersambar petir.
2. Hentikan segala aktivitas dan segera cari tempat berlindung
Berlindunglah di ruangan tertutup agar terhindar dari risiko sambaran petir.
Hindari juga area-area yang berelevasi tinggi atau objek tinggi, seperti pohon dan tiang listrik.
Baca Juga: Berbahaya! Jangan Lakukan Hal Ini Bila Tak Mau Tersambar Petir!
3. Jangan memegang objek logam
Segera lepaskan objek-objek tersebut dari tubuh Moms sendiri sesaat setelah mendengar guntur.
Misalnya, helm yang terbuat dari logam, tongkat golf, atau pancing.
4. Saat berada di dalam mobil
Pastikan jendela mobil tertutup rapat.
Selain itu, jangan menyentuh bagian apapun yang terbuat dari logam.
5. Saat berada di dalam gedung
Pastikan jendela sudah tertutup, lalu segera menjauh.
Jangan gunakan alat-alat elektronik maupun telepon yang terhubung dengan kabel, karena aliran listrik bisa menyambar melalui kabel.
6. Tunggu minimal 30 menit setelah petir menyambar
Kita tak pernah tahu kapan petir akan datang menyambar lagi.
Jadi, ada baiknya bila kita menunggu sampai benar-benar tidak ada.
Itulah cara mencegah risiko tersambar petir.
Semoga bermanfaat ya, Moms.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR