Tabloid-nakita.com.- Bayi prematur keluar dari rahim sebelum rentang waktu kehamilan yang seharusnya memakan waktu sekitar 40 minggu. Persalinan prematur terjadi jika bayi lahir sebelum mencapai usia 37 minggu. Penyebabnya bisa berbagai faktor yang sering tidak bisa diprediksi. Pada bayi prematur yang lahir sebelum mencapai usia 32 minggu, sering kali mengalami berbagai masalah kesehatan. Kondisi ini terkait dengan belum matangnya organ otak dan susunan saraf pusat yang bertugas sebagai pengendali fungsi vital tubuh, seperti fungsi bernapas, fungsi jantung, dan fungsi pengaturan suhu.
Dengan kondisi seperti itu, mayoritas bayi prematur membutuhkan perawatan di rumah sakit yang memiliki unit khusus yang biasa disebut NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Di sini bayi prematur akan dirawat beberapa hari, bahkan beberapa minggu.
Menurut dr. Akira Prajudiyanto SpA dari Kelompok Kerja Perinatologi - RSAB Harapan Kita Jakarta, penentuan kondisi bayi prematur layak dibawa pulang atau tidak, bukan hanya berdasar pada usia kehamilan, namun berat badan saat lahir juga harus dipertimbangkan. “Bayi prematur dengan berat badan minimal 1,8—2 kilogram sudah aman dibawa pulang asalkan tidak ada kelainan atau memiliki faktor penyulit akibat belum sempurnanya semua organ tubuh,” jelasnya. Berat badan 2 kilogram ini, lanjut Akira, setara dengan usia kehamilan 34 minggu di mana bayi sudah memiliki refleks hisap dan pola napas teratur. Perlu diketahui, bayi yang lahir di bawah 34 minggu belum memiliki pola napas teratur, sehingga terkadang “lupa” bernapas karena paru-parunya belum sempurna.
Jika bayi sudah boleh pulang, lalu bagaimana merawat bayi prematur di rumah?
1.Sering memeluk bayi dengan metode kanguru. Metode ini meniru cara kanguru menghangatkan badan anaknya. Caranya, bayi ditelanjangi, hanya memakai popok serta penutup kepala lalu dimasukkan ke dalam baju ibunya. Posisi bayi ada di antara payudara ibu. Baju ibu berfungsi untuk menutup seluruh tubuh bayi seperti kantong kanguru. Ketika ibu berdiri atau duduk, posisi bayi ditegakkan. Sementara pada posisi ibu berbaring, bayi tengkurap atau miring. Metode kanguru sangat baik dilakukan selama 24 jam. Oleh karena itu, dibutuhkan ”ibu pengganti” yang bisa dilakukan oleh ayah atau anggota keluarga lainnya. ”Prinsipnya adalah kulit bayi menempel pada kulit ibu/si penggendong agar bayi bisa mengambil panas dari tubuh ibu atau penggendongnya,” tutur Akira.
Sebuah penelitian di Inggris memberikan kesimpulan, proses penyembuhan bayi prematur akan terjadi lebih cepat, bila setiap hari terjadi kontak kulit antara bayi dengan ibunya, meski si bayi tinggal di dalam inkubator. Dengan kontak kulit, ibu dan bayi saling bertukar informasi sensorik yang dapat menstimulasi dan memunculkan perilaku bayi bersikap tenang, bernapas lebih teratur, tetap dalam kondisi hangat, menjaga suhu tubuh dan kadar gula darahnya.
2.Meski prematur, Mama tak perlu takut memberikan ASI. Hanya saja, mengingat daya isap bayi prematur masih kurang, pemberian dilakukan sedikit demi sedikit tetapi sering karena lambung dan volumenya sangat kecil. Apalagi memang kemampuan isap dan menelannya masih belum baik, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyusu lebih lama. Bayi prematur dengan berat badan 1,8—2 kilogram sudah memiliki refleks mengisap yang baik. Kalau bayi masih kesulitan mengisap, pemberian ASI bisa melalui pipet.
3.Bayi prematur sebaiknya tidak dimandikan karena rentan kedinginan. Untuk menjaga kebersihan, bayi prematur cukup dilap dengan air hangat lalu segera dikeringkan dengan handuk kemudian digendong lagi dengan metode kanguru. Jika ruangan memakai mesin penyejuk ruangan (AC), suhu minimum ruangan sebaiknya tidak kurang dari 25 derajat Celsius.
4.Bayi yang lahir prematur harus tetap diberi vaksinasi agar terhindar dari penyakit menular mematikan. Pemberian imunisasi ini harus dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter, demikian juga dengan pemberian makanan semi padat.
5. Jaga kebersihan orang-orang di sekitarnya. Bayi prematur lebih rentan terserang infeksi karena tertular penyakit dari orang lain. Maka, biasakan Mama Papa selalu mencuci tangan terlebih dulu sebelum memegang si kecil. Bersihkan atau sterilkan peralatan yang digunakan si kecil, seperti botol, pipet, sendok agar si kecil dapat terhindar dari penyakit. Meskipun bisa merawat sendiri, orangtua sebaiknya tetap rajin berkonsultasi dengan dokter selama merawat bayi prematur di rumah.
Untuk membaca lebih lengkap artikel "Merawat Bayi Prematur di Rumah", baca Tabloid Nakita terbaru (No.894/TH.XVII/18-24 Mei 2016)
(Sri Haryati. Foto:Istock)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR