Akan tetapi, apabila kondisi pasien menurun meski sudah mengonsumsi OAT, vaksinasi akan ditunda sampai kondisi pasien membaik.
"Apabila pasien TBC memiliki kondisi kurang baik seperti daya tahan tubuh menurun atau memiliki efek samping ketika mengonsumsi Obat Anti TBC (OAT), maka pemberian vaksin ditunda terlebih dahulu hingga pasien dapat dipastikan dalam kondisi baik," jelas Nadia.
Dirinya juga mengimbau pasien TBC untuk terus berkonsultasi dengan dokter sebelum dan sesudah mendapatkan vaksin Covid-19.
Hal ini dilakukan agar pasien terus mendapatkan pemantauan terkait kondisinya.
Nadia pun menjelaskan bahwa TBC dan Covid-19 pada dasarnya sama-sama menular melalui droplet dan udara, juga sama-sama menyerang bagian paru-paru.
Namun, yang berbeda adalah masa inkubasinya.
"Jika Covid-19 menunjukkan masa inkubasi yang relatif singkat, 0-14 hari, TBC bisa menjadi laten/dormant, atau tidur di dalam tubuh seseorang, untuk nanti bangkit dalam rentang waktu yang lama, khususnya ketika daya tahan tubuh seseorang sedang lemah," paparnya.
Selain itu, perbedaan antara gejala TBC dan Covid-19 dapat ditunjukkan sebagai berikut.
a. Gejala TBC
- onset atau serangan kronik lebih dari 14 hari
- demam kurang dari 38 derajat celcius
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR