Nakita.id - WHO memberikan peringatan soal varian Omicron berbahaya.
Seperti kita tahu, dunia belum bisa tenang lantaran varian Covid-19 kembali muncul, yakni varian Omicron.
Di Indonesia pun, kasus soal varian Omicron masih meningkat.
Melonjaknya kasus Omicron di seluruh dunia dapat meningkatkan risiko munculnya varian baru yang lebih berbahaya, Organisasi Kesehatan Dunia di Eropa memperingatkan terkait hal tersebut.
Sementara varian menyebar seperti api di seluruh dunia, tampaknya jauh lebih parah daripada yang ditakuti pada awalnya.
Tetapi, petugas darurat senior WHO Catherine Smallwood mengeluarkan nada peringatan yang tidak menyenangkan.
Melansir dari NDTV (5/1/2021), ia mengatakan kepada AFP bahwa tingkat infeksi yang melonjak dapat memiliki efek sebaliknya.
"Semakin banyak Omicron menyebar, semakin menyebar dan semakin banyak mereplikasi, semakin besar kemungkinan untuk mengeluarkan varian baru," katanya.
"Sekarang, Omicron dapat menyebabkan kematian tapi mungkin lebih sedikit daripada Delta, tapi siapa bilang varian berikutnya akan terbuang," kata Smallwood kepada AFP dalam sebuah wawancara.
Baca Juga: Benarkah Varian Omicron Berbahaya? Orang Hebat Ini Akhirnya Beberkan Berbagai Fakta yang Seperti Ini
Eropa telah mencatat lebih dari 100 juta kasus Covid sejak awal pandemi, dan lebih dari lima juta kasus baru pada minggu terakhir tahun 2021.
"Kami berada dalam fase yang sangat berbahaya, kami melihat tingkat infeksi meningkat sangat signifikan di Eropa Barat, dan dampak penuhnya belum jelas," katanya.
Smallwood juga mencatat bahwa sementara pada tingkat individu mungkin ada penurunan risiko rawat inap dengan varian Omicron dibandingkan dengan Delta.
Tapi Omicron dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar karena penyebaran yang cepat sehingga kasus meningkat.
"Ketika Anda melihat kasus meningkat secara signifikan, itu kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak orang dengan penyakit parah, berakhir di rumah sakit dan mungkin meninggal," katanya.
Inggris pada hari Selasa (4/1/2022) menghadapi peringatan krisis rumah sakit yang akan datang karena kekurangan staf yang disebabkan oleh gelombang infeksi Omicron, ketika beban kasus Covid harian negara itu menembus 200.000 untuk pertama kalinya.
Smallwood mengatakan dia menduga skenario itu juga berlaku di negara-negara Eropa lainnya.
"Bahkan, dalam sistem kesehatan yang canggih dan berkapasitas baik, ada perjuangan nyata yang terjadi saat ini.
Kemungkinan ini akan terjadi di seluruh wilayah saat Omicron mendorong kasus menjadi bertambah," ujarnya.
Cara melindungi dir dari Covid-19 varian Omicron
Melansir dari Eatthis (20/12/2021), Mantan Komisaris FDA (Badan dan Pengawas Obat dan Makanan AS) Scott Gottlieb menyarankan untuk mengerem kinginan Moms untuk berlibur.
Jika terpaksa harus bepergian, jangan lupa lakukan berbagai langkah pencegahan agar tidak mudah terserang varian Omicron.
"Ambil tindakan pencegahan tambahan menuju liburan, coba lakukan tes Covid-19, pastikan Anda mendapat suntikan booster," katanya.
"Gunakan masker berkualitas tinggi saat Anda pergi keluar," imbuhnya.
Pakar penyakit menular terkemuka AS, Dr Anthony Fauci, menyarankan untuk segera mendapatkan vaksinasi.
Melansir dari Eatthis (16/12/2021), ia menyebutkan bahwa orang akan lebih rentan terkena serangan virus corona termasuk varian Omicron jika tidak divaksinasi.
"Jika Anda tidak divaksinasi, Anda sangat rentan, tidak hanya gelombang Delta yang ada yang kita alami, tetapi juga Omicron," kata Dr. Fauci.
Ia juga menyarankan untuk mendapatkan suntikan booster untuk meningkatkan perlindungan diri.
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR