"Sanitasi yang buruk dan penyediaan air bersih yang kurang, akan membuat seorang ibu yang hamil lebih rentan terjadi infeksi," katanya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Jumat (14/1/2022).
Sanitasi dapat dikatakan baik apabila masyarakat mendapat akses air minum bersih, serta terdapat sistem pengolahan dan pembuangan kotoran manusia dan air limbah yang ideal.
Dengan begitu, manusia tidak akan bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya yang bisa menyebabkan penyakit.
"Jadi, kalau misalkan sanitasi sekitarnya tidak bersih akan menimbulkan sakit dan infeksi pada ibu," kata dr. Julia.
"Sehingga, membuat kondisi kehamilannya jadi tidak baik dan kesehatan ibunya pun menurun," lanjutnya.
Seperti yang kita tahu, ada sejumlah penyakit baik yang menular maupun tidak apabila kita tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Sejumlah penyakit yang dikaitkan dengan sanitasi yang buruk diantaranya, diare, askariasis (cacingan), kolera, hepatitis, poliomielitis, schistosomiasis, dan trakoma.
Sebaliknya, kualitas air bersih dan sanitasi yang baik dapat mengurangi risiko malnutrisi dan hambatan pertumbuhan pada anak.
Apabila kebutuhan air bersih tercukupi, kita akan terhindar dari kuman dan bakteri penyebab penyakit yang menyebar lewat air.
Melansir dari laman Kemenkes, hygiene dan sanitasi yang buruk menyebabkan gangguan inflamasi usus kecil yang mengurangi penyerapan zat gizi dan meningkatkan permeabilitas usus yang disebut juga Environmental Enteropathy (EE).
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR