Pemberian booster heterolog, yaitu pemberian vaksin Moderna pada penerima vaksin primer Sinovac tampaknya dapat meningkatkan titer antibodi hingga 67 kali lipat.
Sedangkan, booster homolog yang diberikan kepada penerima vaksin primer dengan jenis yang sama yaitu vaksin Sinovac meningkatkan titer antibodi sebanyak 7-8 kali lipat saja.
Ririn mengatakan, penelitian ini juga dilakukan terhadap orang berusia di atas 60 tahun.
Dia menambahkan, baik vaksin booster Sinovac ataupun vaksin Moderna berhasil meningkatkan antibodi pada orang berusia di atas 60 tahun.
"Tidak ada perbedaan signifikan dari segi titer antibodi antara kelompok usia. Walaupun memang cenderung lebih rendah untuk kalangan lansia atau mereka yang berusia di atas 60 tahun," ungkapnya.
Di sisi lain, Kemenkes juga telah melakukan penelitian pada tingkat keamanan vaksin booster Sinovac dan vaksin Moderna.
Hasilnya adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada orang yang diberikan vaksin dosis ketiga cenderung rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.
Baca Juga: Ada 2 Daftar Kombinasi Baru Vaksin Booster dari BPOM yang Akan Disuntikkan ke Masyarakat, Apa Saja?
"Kami menemukan tidak ada reaksi merugikan yang signifikan bagi vaksin homolog maupun heterolog.
Untuk Sinovac, reaksi merugikan (KIPI) cenderung rendah. Biasanya mereka mengalami sakit di lokasi penyuntikan," katanya.
Kendati demikian, Ririn mengatakan bahwa titer antibodi tidak menjadi satu-satunya faktor yang menentukan tingkat perlindungan terhadap Covid-19.
"Titer antibodi di sini dalam hal ini tidak selalu secara serta merta mencerminkan imunitas tubuh manusia, ini hanyalah salah satu faktor saja," paparnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR