Nakita.id - Dalam rangka memperingati Pekan Kesehatan Remaja Dunia yang jatuh setiap 18 - 24 Maret, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama Kementrian Kesehatan RI membeberkan permasalahan kesehatan yang kerap dihadapi para remaja saat ini.
Remaja yang kerap dipandang sebagai kelompok paling sehat, nyatanya justru memiliki kondisi yang memprihatinkan.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Eni Gustina, MPH, Direktur Kesehatan Keluarga Kementrian Kesehatan RI dalam seminar 'Remaja dama Perspektif Kesehatan' pada Jumat (16/3) lalu.
"Meski terlihat fit, tetapi kalau dari visi kesehatan remaja saat ini kondisinya memprihatinkan," ujarnya.
BACA JUGA: Cegah Risiko Kanker dan Jantung Bawaan Pada Bayi Dengan Makanan Ini
Eni menjelaskan setidaknya sejumlah penyakit menular dan tidak menular membayangi kesehata remaja saat ini.
Misalnya seperti penuakit diabetes, epilepsi, jantung, tuberkulosis, HIV, dan bahkan kesehatan jiwa.
Keprihatinan akan kondisi kesehatan remaja saat ini lantas tak terlepas dari sejumlah perilaku berisiko yang kerap dilakukan remaja setiap hari.
Dimana menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Global School Health Suvey Kementrian Kesehatan tahun 2015, setidaknya ada 10 perilaku berisiko yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan remaja saat ini.
Berikut penjelasn Eni.
BACA JUGA: Duh, Kebiasaan Mencuci Botol Anak Seperti Ini Justru Dapat Sebabkan Kanker
Eni menjelaskan bahwa 2 dari 3 remaja tidak sarapan pagi, padahal sarapan pagi adalah salah satu aktivitas penting yang seharusnya dilakukan setiap hari.
Mengingat sarapan pagi sangat diperlukan untuk membentuk energi dan kesiapan seseorang dalam menjalani serangkaian rutinitas sepanjang hari.
Bahkan, sarapan pagi juga disebut-sebut dapat membuat seseorang selalu berpikir positif, ceria, dan kooperatif.
Selanjutnya, 1 dari 2 remaja konsumsi makanan siap jadi lebih dari 1 kali sehari.
Eni melihat kebiasan mengonsumsi makanan siap jadi ini dari kebiasaan remaja yang sering jalan-jalan ke mall.
Dimana pada saat itulah, kemungkinan remaja mengonsumi makanan siap jadi menjadi lebih besar.
"Setiap minggu saat jalan-jalan ke mall, mungkin tidak apa-apa. Tetapi jika sudah lebih dari 1 kali sehari artinya makanan (siap jadi) sudah menjadi makanan pokok. Padahal kandungan gizinya bukan gizi seimbang," jelasnya.
BACA JUGA: Miliki Kelainan Genetik Langka, 4 Seleb Ini Buktikan Untuk Sukses Tak Harus Sempurna!
1 dari 4 remaja komsumsi soft drink lebih dari 1 kali sehari.
Eni menjelaskan bahwa tak dapat dipungkiri, ketersediaan dan kemudahan akses remaja mengonsumsi soft drink saat ini membuat mereka jadi terbiasa mengonsumsinya.
Mereka bisa dengan mudah mendapatkanya di kantin sekolah atau bahkan supermarket terdekat.
"Padahal kandungan gula dalam soft drink sangat tinggi. Jadi kalau standartnya kita dalam sehari hanya boleh 4 sendok teh gula pasir, padahal dalam satu kaleng soft drink itu sudah mengandung beberapa sendok.
Sehingga standart kita mengonsumsi gula pasir dalam sehari sudah dilampaui dengan satu kali meminum satu kaleng soft drink," jelas Eni.
BACA JUGA: Bakteri Di Jalan Lahir Wanita Dapat Cegah Persalinan Prematur
Kemudian, 8 dari 10 remaja kurang makan sayur dan buah.
Padahal Eni mengungkapkan bahwa makan sayur dan buah disetiap porsi makanan kita.
"Jadi jika kita makan tiga kali sehari. Seharusnya disetiap porsi makanan kita ada sayur dan buah. Tetapi sayangnya 80% responden (remaja) mengatakan tidak makan sayur dan buah sesuai standart," ungkapnya.
Hal ini lantas memperburuk kondisi kesehatan remaja, ketika 2 dari 5 remaja kurang aktivitas fisik.
Mengutip dari ketentuan World Health Organization (WHO), Eni mengatakan bahwa setidaknya 60 menit perhari melakukan aktivitas fisik.
"Namun sayangnya, remaja yang menghabiskan banyak waktu disekolah. Hanya memiliki waktu berolahraga 2 jam mata pelajaran per-minggu," ujar Eni.
BACA JUGA: Ingin Turunkan Berat Badan? Atur Ulang Isi Kulkas Menjadi Seperti Ini
Selain permasalah fisik, Eni juga menjelaskan setidaknya ada beberapa permasalahan mental yang dihadapi oleh remaja.
"Misalnya, 2 dari 3 remaja merasa orangtua tidak mengerti mereka. Kemudian 1 dari 2 remaja merasa kesepian dan khawatir berlebih. 1 dari 5 remaja pernah dibully. 1 dari 4 remaja pernah merokok. 1 dari 19 remaja pernah dipaksa berhubungan seksual," jelas Eni.
Dari beberapa fakta inilah, Eni mengungkapkan bagaimana memprihatinkannya kondisi kesehatan remaja saat ini.
"Beginilah kondisinya. Bayangkan betapa kompleksnya sebenarnya masalah yang dihadapi remaja," ungkapnya.
Untuk itu, ia menghimbau para orangtua agar memberikan perhatian penuh pada kondisi kesehatan remaja saat ini.
BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR