Hal tersebut tentu saja membuat pihak sekolah swasta putar otak.
Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, kegiatan sekolah tetap berjalan dari jarak jauh.
Guru pun harus tetap digaji setiap bulannya, namun pemasukan sekolah justru menurun.
Seperti kita ketahui, pemasukan utama sekolah swasta adalah dari SPP yang dibayarkan para siswa setiap bulannya.
Jika tidak ada biaya SPP yang masuk atau jumlahnya sedikit, maka sekolah pun akan kewalahan menggaji para tenaga pengajar.
Baca Juga: Mulai Sekarang Terapkan Pola Makan Seperti Ini Jika Ingin Anak Cerdas di Rumah dan di Sekolah
Cara yang Dilakukan Sekolah Swasta untuk Mengatasi Siswa yang Menunggak SPP
Akibat banyaknya siswa yang menunggak SPP akhirnya beberapa pihak sekolah swasta pun berusaha mencari jalan keluarnya.
Supaya kegiatan belajar dan mengajar di sekolah tersebut bisa tetap berjalan optimal, akhirnya beberapa pihak sekolah swasta memanfaatkan KJP (Kartu Jakarta Pintar) yang dimiliki siswa.
KJP merupakan program bantuan dari pemerintah yang diberikan kepada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Dengan KJP tersebut, diharapkan para siswa tetap bisa bersekolah, menggunakan seragam yang layak meskipun berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Namun, karena banyaknya siswa yang menunggak SPP, akhirnya mau tidak mau pihak sekolah swasta pun menahan KJP milik para siswa untuk sementara waktu.
"SPP bayar sebulan Rp120.000 perbulan, sisanya didebit dari KJP Rp130.000 perbulan, totalnya Rp250.000. Tetapi, debit KJP nya hanya per enam bulan sekali," ungkap Apriningsih.
Tujuan pihak sekolah swasta menahan KJP adalah agar para siswa bisa tetap membayar SPP dan apabila tunggakan SPP-nya sudah lunas, maka akan dikembalikan lagi.
"Cara mengatasinya kita menahan KJP siswa. Jadi, ATM KJP-nya bisa digunakan buat nyicil tunggakan mereka. Apabila sudah lunas, nanti maka dikembalikan lagi," tutup Ika.
Baca Juga: Ini Alasan Kemendikbud Ristek Percepat PTM 100 Persen untuk Terus Dilaksanakan oleh Setiap Sekolah
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR