Nakita.id - Pandemi Covid-19 memang mendatangkan banyak dampak di kehidupan banyak orang.
Adanya pandemi Covid-19 membuat banyak orang harus putar otak untuk bertahan hidup.
Bagaimana tidak, banyak orang yang justru kehilangan pekerjaannya di tengah pandemi Covid-19.
Hal tersebut tentu saja membuat banyak orang tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
Salah satunya untuk memenuhi biaya sekolah anak, banyak orangtua yang merasa kebingungan di tengah pandemi Covid-19.
Mungkin bagi para Moms dan Dads yang buah hatinya bersekolah di sekolah negeri tidak terlalu masalah karena biayanya yang gratis.
Namun, bagi para orangtua yang anaknya sekolah di swasta justru banyak yang merasa begitu keberatan karena harus membayar SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) tiap bulannya, di saat pendapatan yang tidak menentu.
Belum lagi, orangtua juga harus memfasilitasi anak-anaknya yang sekolah di rumah selama pandemi Covid-19.
Mulai dari biaya internet, laptop, ataupun ponsel untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar dari jarak jauh.
Baca Juga: Jenis Vaksin Covid untuk Anak Sekolah, Moms Harus Tahu Agar Tak Terlewat
Apakah Biaya SPP di Sekolah Swasta Mengalami Perubahan Selama Pandemi Covid-19?
Banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah swasta berharap agar SPP tiap bulannya bisa mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.
Karena banyak orangtua menilai selama pandemi Covid-19 anak justru bersekolah di rumah dan tidak menggunakan fasilitas yang ada di sekolah.
Selain itu, banyak juga orangtua yang menilai bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak berjalan efektif.
Namun, berdasarkan wawancara eksklusif yang dilakukan Nakita kali ini, diketahui bahwa beberapa sekolah di Jakarta Selatan ternyata masih menerapkan biaya SPP tiap bulan yang sama.
"Kalau di tempat saya sih masih tetap sama dan tidak ada perubahan," ungkap Ika Damayanti S.Pd, seorang guru dari SD Perguruan Rakyat 2 saat diwawancarai Nakita, (1/1/2022).
Hal serupa juga disampaikan oleh Apriningsih, S.Pd, guru dari SD Amir Hamzah. Ia mengatakan, biaya SPP di tempatnya mengajar masih sama dan tidak ada perubahan.
"Biaya SPP tidak ada perubahan sama seperti biasanya," tutur Apriningsih pada Nakita, (1/1/2022).
Tak heran bila banyak sekali orangtua yang rela melakukan banyak cara untuk menambah pendapatan agar bisa tetap membayar biaya sekolah sang buah hati setiap bulannya.
Banyak Siswa Menunggak SPP di Sekolah Swasta
Beberapa guru dari sekolah berbeda juga mengaku bahwa banyak sekali siswa yang justru menunggak SPP selama pandemi Covid-19 ini.
Namun, pihak sekolah memahami karena banyak keluarga yang kondisi keuangannya tidak stabil di tengah pandemi Covid-19.
Alhasil, mereka tidak bisa membayar SPP sekolah anak setiap bulannya karena minim pendapatan.
Hal tersebut tentu saja membuat pihak sekolah swasta putar otak.
Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, kegiatan sekolah tetap berjalan dari jarak jauh.
Guru pun harus tetap digaji setiap bulannya, namun pemasukan sekolah justru menurun.
Seperti kita ketahui, pemasukan utama sekolah swasta adalah dari SPP yang dibayarkan para siswa setiap bulannya.
Jika tidak ada biaya SPP yang masuk atau jumlahnya sedikit, maka sekolah pun akan kewalahan menggaji para tenaga pengajar.
Baca Juga: Mulai Sekarang Terapkan Pola Makan Seperti Ini Jika Ingin Anak Cerdas di Rumah dan di Sekolah
Cara yang Dilakukan Sekolah Swasta untuk Mengatasi Siswa yang Menunggak SPP
Akibat banyaknya siswa yang menunggak SPP akhirnya beberapa pihak sekolah swasta pun berusaha mencari jalan keluarnya.
Supaya kegiatan belajar dan mengajar di sekolah tersebut bisa tetap berjalan optimal, akhirnya beberapa pihak sekolah swasta memanfaatkan KJP (Kartu Jakarta Pintar) yang dimiliki siswa.
KJP merupakan program bantuan dari pemerintah yang diberikan kepada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Dengan KJP tersebut, diharapkan para siswa tetap bisa bersekolah, menggunakan seragam yang layak meskipun berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Namun, karena banyaknya siswa yang menunggak SPP, akhirnya mau tidak mau pihak sekolah swasta pun menahan KJP milik para siswa untuk sementara waktu.
"SPP bayar sebulan Rp120.000 perbulan, sisanya didebit dari KJP Rp130.000 perbulan, totalnya Rp250.000. Tetapi, debit KJP nya hanya per enam bulan sekali," ungkap Apriningsih.
Tujuan pihak sekolah swasta menahan KJP adalah agar para siswa bisa tetap membayar SPP dan apabila tunggakan SPP-nya sudah lunas, maka akan dikembalikan lagi.
"Cara mengatasinya kita menahan KJP siswa. Jadi, ATM KJP-nya bisa digunakan buat nyicil tunggakan mereka. Apabila sudah lunas, nanti maka dikembalikan lagi," tutup Ika.
Baca Juga: Ini Alasan Kemendikbud Ristek Percepat PTM 100 Persen untuk Terus Dilaksanakan oleh Setiap Sekolah
BERITA POPULER: Cara Daftar PKH yang Cair November 2024 hingga Alasan Andre Taulany Gugat Cerai Istri
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR