Nakita.id - Mitos vs fakta kehamilan kali ini membahas soal pantangan untuk tidak melakukan kebiasaan setelah keramas.
Tapi ternyata pantangan-pantangan yang harus dipatuhi Moms bukan hanya soal mengonsumsi makanan dan minuman tertentu saja, ada juga kebiasaan yang harus dihindari saat hamil.
Yaitu melilitkan handuk di kepala untuk mengeringkan rambut. Moms tentu sudah tidak asing lagi dengan berbagai pantangan ketika hamil
Sudah bukan rahasia umum lagi, melilitkan handuk di kepala setelah keramas buat rambut cepat kering.
Sisa-sisa air yang masih menempel di kepala akan terserap dengan cepat oleh kain handuk.
Tapi sayangnya para ibu hamil tidak bisa melakukan kebiasaan seperti diatas.
Karena banyak orang mengatakan bahwa melilitkan handuk di kepala setelah keramas akan membahayakan nyawa bayi yang ada di dalam kandungan.
Hal ini tentunya langsung mengundang rasa penasaran Moms semua bukan?
Daripada makin penasaran yuk kita mulai bahas mitos vs fakta kehamilan berikut ini.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Benarkah Wanita yang Memiliki Pinggul Besar Bakal Lebih Mudah Melahirkan?
Mitos vs fakta kehamilan kali ini membahas tentang larangan melilit handuk di kepala saat hamil.
Karena banyak orang beranggapan bahwa melilit handuk di kepala bisa membuat bayi terlilit tali pusar.
Benarkah hal tersebut?
Seperti yang diketahui bahwa permasalahan tali pusat yang terlilit di leher janin kerap dialami oleh ibu hamil.
Mitos vs fakta kehamilan yang tidak memperbolehkan ibu hamil melilit handuk di kepala perlu diluruskan.
Masalah bayi yang terlilit tali pusat di dalam rahim memang nyata terjadi.
Tetapi Moms perlu tahu penyebab bayi terlilit tali pusat yang sebenarnya.
Mengutip dari Medical News Today disebutkan bahwa bayi yang terlilit tali pusat bisa terjadi saat usia kehamilan 24-26 minggu.
Dan gerakan janin yang berlebih menjadi penyebab utama tali pusat terlilit di leher bayi.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Air Ketuban Jadi Banyak karena Ibu Hamil Suka Berendam, Benarkah?
Selain itu ada juga penyebab tali pusat terlilit lainnya seperti panjangn yang tidak normal, struktur yang lemak, cairan ketuban berlebih, hingga mengandung anak kembar.
Tali pusat yang terlilit di bayi juga tidak bisa diabaikan karena penelitian dalam The Journal of Obstetrics and Gynaecology of India menemukan bahwa bayi terlilit tali pusat lebih panjang bisa memicu kompliasi.
Risiko paling umum dari kejadian bayi terlilit tali pusat yaitu denyut jantung bayi yang menurun saat dilahirkan karena Si KEcil kekurangan oksigen dan terhabatnya aliran darah.
Ketika ibu hamil mengalami kondisi bayi yang terlilit tali pusat, dokter biasanya akan memantau melalui USG untuk mencegah terjadinya kompliasi.
Denyut jantung bayi akan diawasi selama kehamilan hingga persalinan.
Dokter juga akan bicarakan perihal rencana persalinan dan bicarakan terkait potensi komplikasi.
Saat hari kelahiran, dokter akan mencoba untuk longgarkan atau lepaskan tali pusat.
Jadi kalau hal ini terjadi janganlah langsung panik karena menjadi peristiwa yang umum terjadi.
Konsultasikan ke dokter dan bicarakan rencana persalinan agar Moms dan Si Kecil tetap aman dan sehat.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR