"Bahkan WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19," katanya melalyi Twitter.
"Kecuali saat Anda dites terbukti positif influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," lanjutnya.
Sementara itu, terkait terapi plasma konvalesen Prof Zubairi juga mengungkapkan bahwa khasiatnya tidak efektif.
Selain tidak bermanfaat, pemberian plasma konvalesen juga mahal dan prosesnya memakan waktu.
"Mungkin saya juga pernah bilang plasma konvalesen bermanfaat, tapi itu tadi yang dibilang evidence based medicine," kataProf Zubairi.
"Di awal-awal kan kita tidak tahu apa-apa, kemudian penelitian makin lengkap. Pada waktu penelitian makin lengkap, saat pengobatan sudah ratusan ribu, ternyata enggak ada gunanya," lanjutnya.
WHO sendiri telah mengeluarkan larangan penggunaan plasma konvalesen sebagai terapi bagi pasien Covid-19 bergejala ringan atau sedang.
Hal yang sama juga berlaku untuk obat Covid-19 lainnya yang sama-sama tidak efektif.
Yakni Klorokuin dan Ivermectin yang sudah dihentikan pemberiannya untuk pasien Covid.
Prof Zubairi mengatakan, terutama klorokuin dulu sempat banyak digunakan untuk perawatan pasien Covid-19 di China pada masa awal pandemi.
Namun, obat tersebut kini telah terbukti tak bermanfaat untuk penanganan pasien Covid-19.
Shopee Bersama Tasya Kamila dan Bittersweet by Najla Ceritakan Dampak Positif Inovasi dalam Berdayakan Ekosistem
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR