Nakita.id - Apakah Moms sering memberikan silent treatment pada Si Kecil?
Sebagai informasi, silent treatment adalah suatu bentuk perlakuan dimana seseorang menolak berbicara dengan orang lain, atau dalam hal ini orangtua menolak berbicara dengan anak.
Silent treatment sendiri bisa dibilang sebagai salah satu bentuk hukuman tanpa kekerasan.
Hingga saat ini, banyak orangtua yang menggunakan cara ini untuk menghukum anaknya, dengan harapan sang anak cepat sadar akan kesalahannya.
Selain menolak berbicara dengan anak, silent treatment bisa dipraktikkan dengan tidak peduli pada keberadaan anak, cenderung menghindari segala bentuk diskusi, mengabaikan pertanyaan yang diajukan oleh anak, hingga memperlakukan anak dengan dingin dan tanpa kasih sayang.
Padahal, silent treatment bisa berdampak pada tumbuh kembang anak kedepannya, Moms.
Baik secara psikologis maupun sosial emosional.
Lantas, apa saja dampak silent treatment pada mental anak?
Merangkum Times of India, ini dia beberapa dampaknya.
Sebelum itu, Moms harus tahu terlebih dahulu alasan orangtua memberikan silent treatment pada anak.
Utamanya, orangtua memberikan silent treatment pada anak dengan harapan agar anak cepat belajar dari kesalahannya, tanpa harus menunjukkan kekerasan seperti kekerasan fisik, berteriak, atau menunjuk.
Alasan lainnya orangtua memberikan silent treatment dapat dijabarkan sebagai berikut.
- Ketika orangtua dihadapkan pada suatu masalah
- Ketika orangtua diminta untuk menjaga dan menghormati batasan oleh anak
- Ketika anak tidak menghormati orangtua dengan melakukan sesuatu yang bertentangan dari ajarannya
- Ketika anak sering tidak mendengarkan
Meski bagi Moms memberikan silent treatment pada anak itu jalan terbaik, dampaknya sungguh tak main-main pada mental anak itu sendiri.
Penasaran? Jangan sampai terlewatkan ya, Moms.
Dampak silent treatment pada mental anak itu sangat luas.
Pasalnya, anak masih berada dalam tahap dimana dirinya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi di sekitarnya.
Hal inilah yang mendorong anak untuk sering bertanya pada orang terdekatnya, yaitu orangtua.
Jika Moms memberikan silent treatment pada anak, anak otomatis akan merasa tidak nyaman.
Bahkan, enggan untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan Moms.
Selain itu, anak juga cenderung merasa tidak aman dan stres, karena orang yang paling diandalkannya tiba-tiba tak mau merespon.
Lebih lanjut, silent treatment juga besar kemungkinannya membuat anak merasa ditinggalkan, ditolak, serta sendirian, dan bisa berlanjut sampai anak menginjak usia remajanya.
Hal ini telah ditunjukkan dalam sebuah penelitian, dimana perasaan sering ditolak dapat mengurangi tingkat harga diri dan kepercayaan diri seseorang.
Apalagi, efeknya akan semakin meningkat jika dilakukan oleh orang terdekat, termasuk orangtua.
Maka dari itu, Moms perlu menghentikan pemberian silent treatment pada anak.
Jika ada masalah dalam hubungan orangtua dan anak, satu-satunya kunci untuk menyelesaikannya adalah dengan berkomunikasi.
Misalnya, apabila Moms kecewa dengan tindakan Si Kecil, beritahu dan tegur dia dengan baik-baik daripada memberikan silent treatment.
Contoh lainnya, apabila Si Kecil melakukan kesalahan, minta dia untuk minta maaf dan belajar dari kesalahan tersebut.
Selain itu, penting untuk Moms ingat bahwa anak selalu belajar dari orangtuanya.
Jika Moms sering memberikan silent treatment pada anak, maka besar kemungkinannya anak akan menolak untuk berbicara dengan orangtuanya sendiri, termasuk Moms.
Hal inilah yang justru perlu dihindari dalam menjaga tumbuh kembang anak secara psikologis dan sosial emosional.
Semoga bermanfaat ya, Moms.
Yuk, kita jaga terus hubungan kita dengan sang buah hati dengan komunikasi!
Baca Juga: Tips Mengatasi Anak yang Pendiam atau Sering Menjawab Singkat Menurut Psikolog
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR