Nakita.id - Belakangan ini, muncul kembali berita seorang balita yang terkena herpes setelah dicium orang dewasa.
Berita ini terus terjadi selama beberapa waktu belakangan.
Akan tetapi hal ini terus menimbulkan pro dan kontra.
Dan lagi-lagi, insiden balita terkena herpes setelah dicium muncul di publik.
Hal ini berawal dari unggahan akun Instagram @tinyhearteducation yang mengunggah foto seorang balita yang terkena herpes di sekitar mulutnya.
Bahkan, di lidahnya juga muncul bintik-bintik kecil seperti melepuh.
Dalam unggahan tersebut, dijelaskan bahwa seorang ibu yang berasal dari Australia menceritakan bayinya yang berusia 21 bulan terkena infeksi herpes simpleks oral setelah dicium oleh orang dewasa yang bukan orang tuanya.
Kemudian, muncullah bintik-bintik di sekitar mulut dan lidah balita tersebut.
Sang anak mengalami susah makan dan kerap menangis hingga akhirnya diperiksakan ke dokter dan didiagnosis mengalami herpes simpleks.
Baca Juga: Waspada Bagi Para Ibu, Akibat Dicium Orang Asing, Bocah Setahun Tertular Herpes dan Nyaris Meninggal
"Dengarkan dan pelajari dari pengalaman langsung saya mengapa Anda tidak boleh mencium bayi/anak-anak, terutama jika mereka bukan milik Anda," tulis Leah Green, dikutip dari Daily Mail.
Akan tetapi, benarkah hal tersebut benar-benar terjadi atau hanya mitos belaka.
Atas berbagai kekhawatiran tersebut, seorang dokter angkat bicara.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamon di IORA Dermatology Clinic, Dr Edwin Tanihaha SpKK, MHKes., FKCCS membenarkan hal tersebut.
Edwin mengatakan bahwa permasalahan seperti yang dialami balita di Australia itu bisa saja terjadi.
Menurut Edwin, apa yang sebenarnya terjadi pada putri Leah itu merupakan herpes labialis.
Herpes labialis merupakan herpes yang menyerang sekitar bibir.
"Herpes di bibir disebut herpes labialis," kata Edwin mengutip dari Kompas, Sabtu (18/2/2022).
Tak hanya itu, Edwin juga menjelaskan bahwa penularan herpes tersebut bisa sangat mungkin terjadi tak hanya pada balita tetapi juga orang dewasa.
Penularan tersebut terjadi ketika virus herpes tersebut sedang aktif.
Penularan penyakit herpes, yang terjadi pada seorang balita di Australia yang kisahnya viral tersebut bisa terjadi melalui media lain.
Penularan tersebut juga bisa terjadi melalui kontak kulit dengan kulit, saliva, peralatan makan (sendok, garpu), sedotan maupun lipstik.
Selanjutnya, bila seseorang tidak memiliki riwayat herpes, menurut Edwin, seharusnya tidak bisa menularkan penyakit herpes ke orang lain.
"Namun bila seorang balita ada kelainan kulit di area bibir, dan ada kontak kissing dengan orang dewasa biasanya kita harus memeriksa kelainan kulit si anak terlebih dahulu," ujarnya.
Adapun, penyebab herpes labialis seperti yang diderita balita asal Ausralia tersebut bisa disebabkan virus herpes tipe 1 (HSV-1) maupun tipe 2 (HSV-2).
Faktor risiko orang bisa terkena herpes biasanya orang yang pernah kontak bibir dengan penderita herpes.
Misalnya, makan menggunakan sendok garpu dan minum di gelas yang sama dengan orang lain, ataupun penggunaan lipstik dengan orang lain.
Oleh sebab itu, Moms harus benar-benar memastikan apa yang ada di sekitar si Kecil benar-benar steril dan terhindar dari berbagai bakteri dan virus.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR