Nakita.id - Moms dan Dads tentu berharap agar Si Kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Oleh karena itu, pastikan anak mendapatkan pengasuhan yang baik dari orangtuanya.
Juga, banyak kasih sayang dari orangtuanya.
Pasalnya, kurangnya pengasuhan serta kasih sayang yang baik ternyata berdampak pada tumbuh kembang anak itu sendiri.
Bahkan, berdampak pula pada hubungan anak dengan orangtuanya ketika beranjak dewasa nanti.
Perlu Moms dan Dads ingat, keterampilan sosial emosional anak masih dalam proses perkembangan.
Artinya, mereka masih menuruti atau mengikuti apa yang orangtua lakukan atau katakan.
Namun, seandainya anak sudah memiliki kemampuan untuk mengutarakan perasaannya secara langsung, kira-kira apa yang akan dikatakannya ya?
Daripada penasaran, yuk kita simak langsung, seperti dilansir dari Times of India.
1. “Tolong semangati aku untuk sehari ini saja”
Moms dan Dads harus tahu, anak memiliki kecenderungan merasa takut.
Terlebih, saat mencoba hal-hal atau pengalaman baru yang akan dihadapinya nanti.
Berikan kata-kata penyemangat atau motivasi, agar anak semakin terdorong untuk menjalani harinya nanti.
2. “Tolong ajari aku perlahan-lahan”
Moms dan Dads mungkin frustasi ketika anak masih belum memahami apa yang dipelajarinya.
Oleh karenanya, tak perlu sewot dan mulai mengajarinya dengan cepat-cepat.
Nikmati prosesnya sampai anak benar-benar memahaminya.
Meski memakan waktu, upaya Moms dan Dads dalam mengajari anak akan terbayarkan dengan hasil yang memuaskan.
3. “Tolong tanyakan bagaimana hariku, karena aku tak sabar untuk menceritakannya padamu”
Moms dan Dads mungkin kelelahan setelah bekerja seharian dan ingin cepat-cepat beristirahat.
Akan tetapi, jangan sampai Moms dan Dads melupakan kondisi anak setiap harinya.
Mintalah anak untuk bercerita bagaimana hari-harinya.
Anggap ceritanya sebagai hiburan kecil-kecilan setelah kelelahan bekerja.
4. “Tolong beritahu dimana letak kesalahanku, tak perlu berteriak atau menjerit”
Apabila anak melakukan kesalahan, jangan langsung memarahinya dengan berteriak ataupun menjerit.
Apalagi, mengungkit kesalahan anak di depan banyak orang.
Sebaiknya, Moms dan Dads langsung memberitahu dimana letak kesalahannya, lalu memberitahu langkah tepat yang seharusnya dilakukan.
5. “Tolong jangan bandingkan aku dengan anak-anak lain”
Moms dan Dads perlu ingat, setiap anak itu punya keunikannya masing-masing.
Jadi, tak perlu membanding-bandingkan anak dengan anak-anak lain yang mungkin Moms dan Dads anggap sebagai yang lebih kompeten.
Hal ini justru akan membuat mental anak down.
Bahkan, bisa membuatnya semakin sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain ketika beranjak dewasa.
Sering-seringlah beri pujian dan dorongan agar anak bisa mengembangkan keunikannya.
Jangan sampai dilupakan ya, Moms dan Dads.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Stop Membandingkan Anak, Jika Tidak Ingin Anak Menjauh Dari Orang Tua
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR