Hal ini lantaran bayi memiiki antibodi yang diturunkan dari ibu yang telah memperoleh vaksin Covid-19 selama kehamilan.
Mengapa bisa demikian?
Kathleen Antony, MD, seorang profesor kedokteran ibu-janin di Rumah Sakit Universitas Wisconsin mengatakan bahwa ketika seseorang divaksinasi, tubuh mereka secara alami membuat protein yang dibutuhkan sistem kekebalan untuk membantu melawan infeksi (antibodi).
Saat vaksin diberikan kepada orang hamil, antibodi ini dapat melewati plasenta dan sampai ke janin.
“Plasenta adalah organ yang dilalui darah ibu hamil untuk sampai ke bayinya,” kata Antony.
Melalui plasenta, beberapa hal seperti oksigen dan nutrisi tertentu dapat menyebrang dengan bebas.
Antony mengatakan bahwa antibodi yang diturunkan dari orang hamil ke janin yang sedang berkembang memang tetap berada di sirkulasi bayi setelah lahir, tetapi hanya sementara.
Antibodi mulai berkurang dalam beberapa minggu pertama hingga bulan kehidupan tergantung pada jenis antibodi, berapa banyak jumlah yang ada.
Menurut Antony, plasenta juga memungkinkan antibodi tertentu untuk melewati bayi dan antibodi ini dapat tetap berada di sirkulasi bayi setelah lahir.
Para peneliti menemukan bahwa perlindungan dari vaksin lebih kuat ketika orang menerima suntikan di kemudian hari dalam kehamilan.
Perlindungan tampaknya lebih kuat jika orangtua divaksinasi setelah 20 minggu pertama kehamilan.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR