Nakita.id – Apakah saat ini Moms masih takut untuk mendapatkan vaksin Covid-19?
Sekarang tidak perlu takut lagi Moms.
Pasalnya, dengan mendapatkan suntikan vaksin terutama bagi ibu hamil, memberi manfaat yang lebih besar dari sekadar melindungi dari paparan virus saja.
Bagi ibu hamil yang telah memperoleh vaksin Covid-19, terbukti efektif dan aman secara ilmiah dapat terhindar dari infeksi maupun komplikasi kehamilan akibat virus ini.
Risiko lain yang dapat terjadi apabila selama kehamilan ibu tidak pernah memperoleh vaksin juga berpengaruh pada bayi yang akan lahir.
Bayi di bawah 6 bulan sangat rentan terhadap virus ini, bahkan beresiko mengalami komplikasi kesehatan yang mengancam jiwa seperti gagal pernapasan akut.
Hal ini dapat terjadi karena secara imunologis bayi belum terbentuk kuat.
Alan Fishman, MD, seorang spesialis kedokteran ibu-janin dan direktur medis untuk Obstetrix Medical Group of San Jose, seperti dilansir dari Very Well Family, mengatakan bahwa orang yang tidak divaksinasi jauh lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi dari Covid-19 daripada orang yang divaksinasi.
Menurut Alan, orang hamil yang tidak divaksinasi tidak memberikan perlindungan apa pun kepada bayi mereka yang sedang berkembang dan memiliki risiko penyakit yang jauh lebih tinggi.
Data baru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang yang divaksinasi Covid-19 saat mereka hamil kemungkinan akan memberikan perlindungan kepada bayi mereka yang baru lahir.
Data CDC menunjukkan bahwa bayi dari orang yang divaksinasi lengkap saat hamil cenderung tidak dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dalam 6 bulan pertama kehidupan.
Hal ini lantaran bayi memiiki antibodi yang diturunkan dari ibu yang telah memperoleh vaksin Covid-19 selama kehamilan.
Mengapa bisa demikian?
Kathleen Antony, MD, seorang profesor kedokteran ibu-janin di Rumah Sakit Universitas Wisconsin mengatakan bahwa ketika seseorang divaksinasi, tubuh mereka secara alami membuat protein yang dibutuhkan sistem kekebalan untuk membantu melawan infeksi (antibodi).
Saat vaksin diberikan kepada orang hamil, antibodi ini dapat melewati plasenta dan sampai ke janin.
“Plasenta adalah organ yang dilalui darah ibu hamil untuk sampai ke bayinya,” kata Antony.
Melalui plasenta, beberapa hal seperti oksigen dan nutrisi tertentu dapat menyebrang dengan bebas.
Antony mengatakan bahwa antibodi yang diturunkan dari orang hamil ke janin yang sedang berkembang memang tetap berada di sirkulasi bayi setelah lahir, tetapi hanya sementara.
Antibodi mulai berkurang dalam beberapa minggu pertama hingga bulan kehidupan tergantung pada jenis antibodi, berapa banyak jumlah yang ada.
Menurut Antony, plasenta juga memungkinkan antibodi tertentu untuk melewati bayi dan antibodi ini dapat tetap berada di sirkulasi bayi setelah lahir.
Para peneliti menemukan bahwa perlindungan dari vaksin lebih kuat ketika orang menerima suntikan di kemudian hari dalam kehamilan.
Perlindungan tampaknya lebih kuat jika orangtua divaksinasi setelah 20 minggu pertama kehamilan.
Data menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari orang yang divaksinasi dari sekitar 21 minggu hingga 14 hari sebelum melahirkan, 80% lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit karena Covid.
Di sisi lain, bayi yang lahir dari orang yang menerima vaksin selama 20 minggu pertama kehamilan hanya 32% lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit karena COVID.
Meskipun demikian, Moms perlu melakukan perlindungan penuh terhadap Si Kecil yang baru lahir.
Cara lain untuk melindungi bayi baru lahir setelah divaksinasi adalah dengan beberapa cara, yaitu tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan membatasi paparan dapat membantu menjaga bayi tetap aman dari Covid.
Risiko paparan virus yang dimiliki bayi bergantung pada beberapa faktor termasuk paparan dari orang tua, saudara kandung, dan lingkungan mereka. Antony mengatakan bahwa membatasi jumlah orang di sekitar bayi yang baru lahir adalah kunci untuk mencegah mereka terpapar virus.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR