Nakita.id – Jika Si Kecil menangis, apa yang biasa Moms and Dads lakukan?
Menyuruhnya untuk berhenti menangis atau membiarkan anak menangis sampai berlarut-larut?
Saat masih bayi, menangis adalah hal yang selalu orangtua dengar dan hadapi sehari-hari. Menangis menjadi satu-satunya cara mereka untuk berkomunikasi.
Dengan menggunakan tangisan, bayi mengkomunikasikan rasa lapar, ketidaknyamanan, atau kebutuhan lainnya.
Namun, bagaimana ketika Si Kecil sudah jauh lebih besar? Menangis bukan lagi cara mereka untuk berkomunikasi seperti saat mereka masih bayi.
Mendengar anak menangis sesekali mungkin membuat Moms merasa jengkel terutama ketika mereka menangis karena hal yang tampak sepele.
Banyak dari orangtua yang kemudian menyuruh anak untuk berhenti menangis, sebagai cara untuk menghentikan kebisingan ini.
Sekaligus berharap bisa membantu anak menemukan cara lain untuk menangani suatu situasi.
Mengapa Mengatakan “Berhenti Menangis” Tidak Membantu?
Baca Juga: Ahli Ungkap Sebaiknya Tak Melarang Anak Untuk Menangis, Bisa Buat Anak Tertekan Hingga Stres
Pada dasarnya, tidak ada yang buruk dengan menangis. Terkadang menangis juga dilakukan oleh orang dewasa sekalipun.
Namun, pekerjaan orangtua akan lebih berat lagi apabila menyuruh Si Kecil untuk tidak menangis.
Cara ini mungkin terdengar efektif namun justru tidak mengajarkan mengenai regulasi emosi pada anak.
Moms and Dads perlu memberi pemahaman bagi Si Kecil tentang bagaimana mereka menerima dan menghadapi kesedihan atau situasi tidak menyenangkan lainnya.
Pada akhirnya, anak akan berpikir bahwa menangis bukanlah respon yang dapat diterima terhadap emosi. Padahal sebenarnya, menangis adalah respon yang sehat.
Dengan mengajarkan anak untuk tidak boleh menangis, justru akan membuat anak tidak bisa memahami emosinya sendiri ketika mereka dewasa.
Moms and Dads bisa mengajari mereka tentang bagaimana cara untuk menangani emosi besar itu.
Moms and Dads juga bisa mengajari anak bahwa tidak pantas untuk menjatuhkan diri, berteriak sangat keras, atau memecahkan barang dengan marah ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Tetapi, tidak perlu untuk mengajari mereka untuk tidak menangis.
Baca Juga: Bukan Karena Cengeng, Anak Sering Menangis Penyebabnya Bisa Karena Kelelahan Hingga Stres
Sama seperti anak-anak yang perlu belajar berjalan dan berbicara, mereka juga belajar bagaimana mengendalikan emosi dari waktu ke waktu.
Lantas, apa yang bisa dilakukan sebagai gantinya?
Perlu diketahui, Moms bahwa sangat penting untuk membuat anak merasa didengarkan dan dipahami. Anak perlu tahu bahwa perasaan mereka penting dan valid.
Mengutip dari Belly Belly, apa yang tampak aneh bagi kita adalah respon emosional yang sangat valid terhadap seorang anak kecil di dunia yang besar.
Membantu anak merasa didengarkan dan dipahami adalah hal yang membantu mengurangi tangisan.
Oleh karena itu,alih-alih mengatakan “berhenti menangis” pada anak, Moms and Dads bisa mengantinya dengan, “Sedih itu wajar, menangis itu wajar”, “Bisa beri tahu ibu kenapa kamu sedih?”, “Kamu benar, ini pati membuatmu merasa sedih/frustasi/kecewa”, “Ini pasti sulit bagimu,”.
Namun, kata-kata yang tepat bukanlah hal yang penting.
Yang penting adalah, Moms and Dads membantu anak untuk merasa dimengerti dan didengarkan.
Mereka perlu tahu bahwa kalian ada untuk membantu mereka melewati ini dan membantu mereka mengatasi emosi besar mereka tanpa mengabaikannya.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR