Nakita.id - Apakah Moms memiliki talenan kayu di rumah?
Sekarang ini, talenan kayu lebih banyak dipilih para ibu rumah tangga karena tampilannya yang estetik.
Juga, lebih tahan banting. Bahkan konon, tidak membuat pisau lebih mudah tumpul, Moms.
Selain itu, harganya juga cukup murah dan bisa ditemukan di pasaran dengan mudah.
Meski begitu, talenan kayu membutuhkan perhatian lebih, seperti cara menyimpan talenan kayu yang tepat.
Apabila Moms menyimpannya dengan tepat, maka tidak akan tumbuh bakteri hingga jamur.
Selain itu, Moms juga harus tahu bagaimana cara membersihkan talenan kayu agar awet.
Penggunaan sabun cuci piring saja tidak akan cukup, bahkan bisa merusak ketahanan talenan.
Oleh karenanya, berikut ini beberapa cara membersihkan talenan kayu, seperti dilansir dari Kompas.
1. Cuci dengan air panas
Cara membersihkan talenan kayu yang pertama adalah menggunakan air panas.
Hal ini dilakukan agar kotoran yang menempel pada talenan kayu bisa rontok.
Moms hanya perlu mencucinya seperti biasa, tapi dengan air panas.
Setelahnya, keringkan talenan kayu dengan kain bersih dan kering.
2. Taburi dengan garam
Selain air panas, Moms juga bisa membersihkan talenan kayu dengan taburan garam.
Pasalnya, garam berfungsi untuk menghilangkan minyak, serta bersifat sebagai abrasif untuk mengelupaskan kotoran.
Caranya, cukup taburkan garam dan diamkan selama semalaman, lalu gosok dengan kain bersih dan kering.
3. Gunakan jeruk nipis
Cara membersihkan talenan kayu berikutnya adalah dengan jeruk nipis.
Gunakan jeruk nipis yang sudah dibelah untuk menggosokkannya pada talenan kayu.
Kemudian, biarkan selama 20 menit sebelum dibilas.
Cara ini akan mengambalikan talenan kayu menjadi bersih dan beraroma segar.
4. Miliki dua talenan kayu berbeda
Cara yang terakhir ini bisa Moms coba jajal nanti.
Satu talenan kayu khusus untuk memotong bahan makanan nabati atau bumbu dapur, sementara satu lagi khusus untuk bahan makanan hewani (daging sapi, daging ayam, ikan).
Selamat mencoba ya, Moms!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR