Biar anak semakin tertarik, Dads bisa mempelajari karakter yang ada di dalam cerita.
Hal ini memudahkan Dads untuk mengekspresikan dan mencari suara yang sesuai dengan emosi tokoh dalam dongeng.
"Kalau misalnya masih risih, bisa latihan dulu di depan kaca, kita latih dulu ekspresinya," ucap Yuan.
Dads bisa melatih ekspresi bagaimana jika tokoh tersebut merasakan beragam emosi seperti marah, senang, sedih, ataupun kecewasa.
Ini dilakukan agar jalan cerita dongeng lebih hidup, karena menurut Yuan interaksi seperti ini hanya bisa didapatkan dalam dongeng meskipun kini banyak ragam cerita yang bisa anak saksisan melalui ragam perangkat elektronik yang semakin berkembang.
"Interaksi seperti itulah yang tidak bisa didapatkan dari dongeng melalui gadget," sambungnya.
Jika baru pertama kali mendongeng, Dads bisa memilih cerita yang mudah dipahami oleh anak, seperti misalnya menceritakan kehidupan sehari-hari.
Ceritakan dongeng yang memang Dads kuasai sehingga alurnya terlihat lebih natural.
Biasanya, Dads perlu membaca berkali-kali untuk benar-benar menguasai jalan cerita dari dongeng.
Jika sudah terbiasa, disarankan memilih dongeng yang membuat anak merasa lebih tertantang.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR