Nakita.id - Mendongeng bisa dijadikan pilihan para orangtua untuk menghabiskan waktu bersama sang buah hati.
Kegiatan ini juga yang paling sering dilakukan para orangtua zaman dahulu kepada anak-anaknya.
Sudah sejak lama, dongeng dilakukan hanya sekadar menemani Si Kecil untuk tertidur.
Anak-anak juga menjadi pribadi yang lebih periang jika orangtuanya rutin memberikan dongeng.
Perihal membacakan dongeng ternyatan bukan tugas Moms saja.
Moms tak mungkin membacakan dongeng seorang diri setiap harinya.
Di sini Dads juga bisa berperan sebagai pendongeng untuk menceritakan berbagai macam kisah yang menarik.
Namun kenyataannya, sebagian ayah merasa tidak percaya diri untuk berekpresi saat membacakan dongeng.
Apalagi jika Dads memiliki sikap yang tegas, sehingga khawatir saat membacakan dongeng yang penuh ekspresi kewibaannya akan turun.
Yuan Yovita Setiawan, M.Psi., Psikolog, Psikolog di @awalmula.sub menjawab agar Dads tak perlu khawatir akan permasalahan ini.
Dalam wawancara bersama Nakita, pada Rabu (9/3/2022), Yuan mengatakan jika Dads masih merasa malu atau canggung hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba berlatih di depan cermin.
Biar anak semakin tertarik, Dads bisa mempelajari karakter yang ada di dalam cerita.
Hal ini memudahkan Dads untuk mengekspresikan dan mencari suara yang sesuai dengan emosi tokoh dalam dongeng.
"Kalau misalnya masih risih, bisa latihan dulu di depan kaca, kita latih dulu ekspresinya," ucap Yuan.
Dads bisa melatih ekspresi bagaimana jika tokoh tersebut merasakan beragam emosi seperti marah, senang, sedih, ataupun kecewasa.
Ini dilakukan agar jalan cerita dongeng lebih hidup, karena menurut Yuan interaksi seperti ini hanya bisa didapatkan dalam dongeng meskipun kini banyak ragam cerita yang bisa anak saksisan melalui ragam perangkat elektronik yang semakin berkembang.
"Interaksi seperti itulah yang tidak bisa didapatkan dari dongeng melalui gadget," sambungnya.
Jika baru pertama kali mendongeng, Dads bisa memilih cerita yang mudah dipahami oleh anak, seperti misalnya menceritakan kehidupan sehari-hari.
Ceritakan dongeng yang memang Dads kuasai sehingga alurnya terlihat lebih natural.
Biasanya, Dads perlu membaca berkali-kali untuk benar-benar menguasai jalan cerita dari dongeng.
Jika sudah terbiasa, disarankan memilih dongeng yang membuat anak merasa lebih tertantang.
Semisalnya berperan menjadi pemburu atau berkarakter seperti hewan.
"Jika sudah luwes, ceritakan dongeng yang lebih menantang yang melibatkan peran," ujarnya.
Namun, jika Dads merasa enggan untuk berperan tetapi masih ingin suasana dongeng menjadi hidup, tak ada salahnya menggunakan boneka.
Alat peraga seperti boneka membuat cerita lebih menarik dan terlihat nyata, di sini pilihlah boneka yang mirip dengan karakter dalam dongeng yang Dads ceritakan.
"Kalau ayah enggan mengambil peran, bisa juga menggunakan boneka yang ada," pungkas Yuan.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR