"Tetapi, ada orang yang terinfeksi Covid-19 di awal pandemi lalu, dua tahun kemudian, mengalami brain fog," jelasnya, dikutip dari Huffpost.
Lebih lanjut, ia menambahkan, umumnya brain fog akan hilang secara alami seiring waktu.
Sementara itu, James Giordano, seorang profesor neurologi dan biokimia di Georgetown University Medical Center, AS menyarankan kepada para penyintas Covid-19 yang mengalami brain fog untuk membiasakan diri.
"Cobalah untuk mengakui bahwa Anda memilikinya dan mengenali dampaknya pada fungsi dan kualitas hidup Anda sehari-hari," katanya.
Ia berpesan supaya orang-orang mau berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selanjutnya, dokter akan meresepkan obat-obatan dan obat antiinflamasi.
Jangan khawatir, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi brain fog, apa saja?
Untuk mengatasi brain fog, disarankan agar kita tetap aktif secara fisik dan pertahankan fungsi otak.
Salah satunya dengan metode penyembuhan mental yang disebut kognitif crunch.
Misalnya, dengan bermain game, membuat catatan, menulis daftar atau pengingat lainnya.
Beberapa ahli penyakit menular juga merekomendasikan mengikuti diet anti-inflamasi.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR