Salah satu organ yang paling utama adalah kulit Moms.
"Kondisi alergi susu sapi pada anak akan mengakibatkan beberapa aspek organ. Organ yang paling pertama biasanya terjadi di kulit, sama hal nya ketika alergi udang atau makanan lain pasti kulit akan kemerahan," ungkap dr. Reza.
Biasanya, anak yang alergi susu sapi kulitnya akan kemerahan, atau bahkan keluar eksim.
"Jadi, setelah diberikan kok tiba-tiba dalam hitungan menit atau jam tiba-tiba merah, atau bisa juga bersifat agak lama akan keluar yang namanya atopik dermatitis atau eksim terutama di daerah pipi untuk awal-awal bulan, kemudian dia akan pindah ke daerah lengan atau kaki," kata dr. Reza.
2. Bermasalah di Saluran Napas
Baca Juga: Protein dalam Susu Sapi Bisa Lindungi Tubuh dari Infeksi Virus Covid-19, Begini Cara Kerjanya
Anak yang alergi susu sapi biasanya akan mengalami masalah pada saluran napasnya. Si Kecil biasanya akan mudah mengalami batuk, pilek, bahkan asma sekalipun.
"Ketiga, kemudian juga bisa bermasalah di saluran napas. Anak sering terjadi batuk pilek yang berulang bahkan yang lebih buruknya bisa terjadi asma," ungkap dr. Reza.
3. Masalah di Saluran Cerna
Gejala yang paling umum terjadi ketika anak mengalami alergi susu sapi adalah mengalami masalah di saluran cernanya.
"Masalah di saluran cerna. Menjadi diare, kontipasi bahkan yang terburuknya anak bisa sampai gangguan penyerapan dan bisa jadi kenaikan berat badannya menjadi kurang baik," tutur dr. Reza.
Senada dengan dr. Reza, dr. Ity Sulawati M.Kes., Sp.A dari Rumah Sakit Vania Bogor, Jawa Barat, mengatakan gejala yang paling sering dialami anak ketika tidak cocok dengan susu sapi adalah masalah di saluran pencernaannya.
"Memang yang paling sering gejala yang terjadi akibat tidak cocok susu formula adalah gangguan pencernaan. Misalnya, diare, ataupun BAB cair," tutup dr. Ity dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Kamis (17/3/2022).
Untuk mengetahui apa saja gejala alergi susu, cek halaman 2. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR