Nakita.id – Mendapatkan kabar jika kita sedang hamil tentu merupakan hal yang menggembirakan.
Kita pasti melakukan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Walau kita sudah memberikan yang terbaik, namun kondisi janin dalam kandungan sayangnya tidak bisa sepenuhnya diatas kendali kita.
Salah satu yang dapat terjadi pada anak adalah anak mengalami down syndrome.
Down syndrome merupakan masalah genetik yang berpengaruh terhadap kecerdasan dan kelainan fisik, sehingga biasanya anak yang mengalami down syndrome cenderung memiliki ciri fisik yang sama.
Anak yang mengalami down syndrome ternyata sudah bisa dideteksi sedini mungkin sejak berada dalam kandungan.
Maka dari itu, hal ini sangat penting untuk orangtua lakukan agar tau mengambil tindakan yang tepat untuk janin dalam kandungan.
Terkadang tidak semua orangtua dapat menerima dengan lapang dada kondisi anak yang memiliki down syndrome.
Melansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa cara mendeteksi down syndrome yang dapat Moms lakukan sejak masa kehamilan.
Baca Juga: Hari Down Syndrome Sedunia, Begini Panduan Cara Berkomunikasi yang Tepat Dengan Anak Down Syndrome
1. Lakukan Konseling Genetik
Moms konseling untuk kehamilan sebaiknya dilakukan sejak kita memutuskan untuk hamil.
Salah satu konsultasi yang harus Moms lakukan adalah konseling genetik sebelum melakukan program hamil.
Dengan hal ini, tentu kita dapat mengetahui terlebih dahulu kemungkinan seberapa besar Moms akan mengandung anak yang memiliki down syndrome.
2. Tes Chorionic Villus sampling (CVS)
Untuk mengetahui bayi mengalami down syndrome atau tidak, nyatanya Moms memang perlu melakukan pengambilan sampel.
Pengambilan sampel ini bisa dilakukan saat usia kandungan memasuki usia 10-12 minggu.
CVS melakukan pengambilan sampel dari plasenta bisa melalui mulut rahim atau jarum yang dimasukkan ke dalam perut.
Namun sayangnya, melakukan tes ini memungkinkan Moms mengalami keguguran ya, Moms.
3. Amniosentesis
Tes amniosentesis biasanya dilakukan pada saat usia kandungan sudah menginjak usia 15-20 minggu.
Prosedur ini dilakukan selama masa kehamilan untuk mendapatkan cairan air ketuban yang digunakan untuk menguji kelainan kromosom dan infeksi janin.
Cara ini tetap memiliki kemungkinan keguguran, namun lebih kecil dibandingkan dengan CVS.
4. Kordosentesis
Moms tes ini bisa dilakukan saat usia kandungan 18 minggu.
Sama seperti yang lain, cara ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah dari tali pusat. Hal ini dapat lebih memastikan lagi apakah anak mengalami down syndrome atau tidak.
Dalam tes ini, kemungkinan keguguran pada kandungan memang lebih kecil dibanding yang lain, namun ada kemungkinan bayi lahir prematur.
Untuk mengetahui cara mendeteksi anak down syndrome atau tidak, cek halaman 2. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR