Terawan melontarkan pernyataan kontroversial menanggapi para pakar dari dalam negeri yang mempertanyakan soal upaya deteksi virus corona (Covid-19) oleh pemerintah pada 2020.
Sebab, saat itu sejumlah negara sudah mengonfirmasi temuan kasus infeksi. Terawan saat itu menyatakan kekuatan doa menjadi penyebab virus Corona tak masuk ke Indonesia.
"Kita ini negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa, apa pun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Maka, namanya ora et labora (berdoa dan berusaha)," ujar Terawan pada 17 Februari 2020.
4. Covid-19 bisa sembuh sendiri
Pernyataan kontroversial lain dari Terawan saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan adalah masyarakat tidak perlu khawatir dengan Covid-19, karena penyakit itu bisa sembuh dengan sendirinya.
"Dan, saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, 12 Maret 2020.
Akan tetapi, ternyata pasien yang terinfeksi Covid-19 terutama yang mempunyai komorbid, bisa menyebabkan gejala yang berat bahkan mematikan.
Menurut catatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Sabtu (26/3/2022), jumlah kasus positif di seluruh Indonesia mencapai 5.995.876. Sedangkan jumlah kasus kematian akibat infeksi Covid-19 mencapai 154.570.
5. Penyerapan anggaran Kemenkes
Presiden Joko Widodo pernah mengkritik Terawan dalam menetapkan kebijakan penyerapan anggaran Kemenkes.
Penyebabnya adalah Kemenkes di masa kepemimpinan Terawan dinilai lambat dalam menyerap anggaran yang sudah diberikan oleh Pemerintah.
"Bidang kesehatan dianggarkan Rp75 triliun, baru keluar 1,53 persen," kata Jokowi pada 18 Juni 2020.
Karena kebijakan Terawan itu, sejumlah tenaga kesehatan sempat protes pada 2020 karena insentif mereka yang bekerja di garis depan dalam menangani pasien Covid-19 tak kunjung cair.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan proses verifikasi di Kemenkes menjadi sumber persoalan terhambatnya pencairan insentif untuk tenaga kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Terawan yang Dipecat IDI dan Deretan Sikapnya yang Kontroversial".
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR