Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016, pelayanan KB yang dijamin BPJS Kesehatan meliputi konseling, pelayanan kontrasepsi termasuk vasektomi dan tubektomi, bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ketentuan mengenai pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi bagi peserta JKN-KIS di fasilitas kesehatan diatur dengan peraturan Kepala BKKBN.
1. Konseling
2. Kb iud/spiral
3. Suntik kb
4. Vasektomi dan tubektomi
Nakita.id - Penggunaan alat kontrasepsi, baik pada perempuan maupun pria biasanya akibat tak ingin ‘kebobolan’ hamil. Untuk itu, mereka senantiasa berjaga-jaga menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kenyamanan individu.
Mungkin ada yang lebih nyaman mengonsumsi pil KB atau yang lain lebih nyaman menggunakan kondom. Itu semua tergantung pada diri Ibu.
Nah, agar punya referensi lengkap terkait cara mencegah kehamilan, yuk, simak 13 metode kontrasepsi ini dari Natika Halil, Chief Executive of the sexual health charity, the Family Planning Association.
1# Kontrasepsi Hormonal. Kontrasepsi hormonal mengandung hormon reproduksi seperti estrogen, progesteron dan testoteron. Yang termasuk dalam kategori metode hormonal ialah penggunaan pil KB, suntik KB, implan, patch, dan cincin vagina.
Sementara, keuntungan menggunakan metode ini adalah membuat siklus haid lebih teratur dan mengurangi risiko penyakit kanker ovarium dan endometrium, stroke, salphingitis, hingga rematik. Sementara, para ilmuwan sedang dalam proses mengembangkan dua pilihan baru, pil pria dan injeksi kontrasepsi pria.
(Baca juga : Mengenal Kontrasepsi Spiral)
2# Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Kontrasepsi jangka panjang adalah metode yang digunakan untuk menunda, mencegah, serta menghentikan masa subur dengan jangka waktu panjang.
Metode ini meliputi penggunaan alat kontrasepsi IUD dan implan. Natika mengatakan, "Begitu Ibu menggunakannya, alat ini bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.”
"Metode ini adalah metode paling efektif yang kita miliki selain sterilisasi, karena alat ini tidak bergantung pada kita, karena harus mengingat untuk menggunakannya. Jadi metode ini sangat dapat diandalkan dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan dan bagus jika Ibu memiliki masalah dalam menggunakan metode seperti pil."
3# IUD (intrauterine device) atau KB Spiral. Ini adalah perangkat plastik dan tembaga kecil yang dipasang di rahim perempuan, dan bisa bertahan antara lima dan 10 tahun.
Alat kontrasepsi ini terbukti lebih dari 99% efektif, namun dapat menyebabkan periode yang lebih berat atau menyakitkan pada beberapa perempuan.
Natika mengatakan, "Kami masih mendengar mitos bahwa perempuan yang belum pernah hamil tidak boleh menggunakannya - namun sebenarnya kebanyakan perempuan dapat menggunakannya.”
"Ini adalah pilihan tepat bagi perempuan yang tidak bisa, atau tidak mau, menggunakan metode kontrasepsi hormonal," tambahnya.
IUD juga bisa digunakan sebagai kontrasepsi darurat, dan lebih efektif untuk mencegah kehamilan daripada pil darurat.
4# Kontrasepsi Implan. Ini adalah alat yang berbentuk batangan kecil yang fleksibel dan dipasangkan di bawah kulit lengan atas dan melepaskan hormon progestogen.
Metode ini lebih dari 99% efektif dan bertahan selama tiga tahun. Kontrasepsi ini hanya mengandung hormon progesteron, yang bisa menjadi pilihan terbaik bagi Ibu, yang tidak dapat menggunakan metode estrogen.
Pada beberapa perempuan, metode ini dapat membantu mengurangi fase menstruasi parah atau menyakitkan, meskipun juga dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur.
Kebanyakan perempuan hanya menggunakan kontrasepsi progesteron tanpa memakai alat lainnya, tapi dokter atau perawat akan selalu memeriksa riwayat kesehatan Ibu terlebih dahulu.
(Baca juga : Alat Kontrasepsi untuk Penderita Hipertensi)
5# IUS (Intra Uterine System). IUS adalah perangkat plastik kecil yang dimasukkan ke dalam rahim tempat melepaskan hormon progesteron. Ini bisa berlangsung selama tiga sampai lima tahun dan lebih dari 99% efektif. Seperti IUD, kebanyakan perempuan bisa memasangnya, terlepas apakah mereka pernah hamil atau tidak.
(Baca juga : Ini Alat Kontrasepsi yang Paling Direkomendasikan)
6# Suntikan Progesteron. Ini adalah salah satu metode lama yang paling umum digunakan, karena tersedia secara luas dari dokter umum dan juga klinik kesehatan. Metode ini melibatkan suntikan yang mengandung hormon progesteron setiap delapan sampai 13 minggu sekali.
Hal ini sering menghentikan menstruasi Ibu sepenuhnya, di mana tidak semua perempuan melihat kondisi ini sebagai keuntungan. Keefektivitasannya tidak terlalu lama dan untuk itu, paling efektif Ibu perlu melakukan injeksi berikutnya tepat waktu.
Keefektifannya diperkirakan 99% namun Natika mengatakan, "Kebanyakan perempuan dapat melakukannya, tapi tidak sesuai dengan Ibu jika berencana untuk hamil secepatnya - periode dan kesuburan bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk kembali normal setelah menghentikan suntikan. Dan itu bukan pilihan yang tepat jika Ibu tidak ingin fase menstruasi berubah," tambahnya. (*)
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR