Nakita.id - Seiring bertambahnya usia, tingkat tumbuh kembang anak semakin meningkat.
Ini juga berpengaruh pada kemampuan anak untuk berbicara.
Pada umumnya, seorang anak bisa mengucapkan beberapa kata di sekitar usia 1-2 tahun.
Ketika memasuki usia 4 tahun, anak sudah mulai bisa berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Tetapi, bagi anak penyandang autisme mereka memiliki kemampuan komunikasi yang lemah.
Anak penyandang autisme merasa enggan untuk berbicara dengan orang lain.
Itulah mengapa anak penyandang autisme memiliki kesulitan berkomunikasi.
Sebenarnya, anak autisme memiliki indera pendengaran yang normal.
Akan tetapi, mereka mengalami kendala dalam pemrosesan suara pada otak.
Agar Si Kecil mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan optimal, terapi bisa menjadi pilihan yang terbaik.
Perawatan pasti seperti terapi ini membantu anak penyandang autisme agar bisa berbahasa dengan baik.
Mereka juga bisa menjadi lebih paham akan instruksi yang diberikan oleh orangtua atau orang lain di sekitarnya.
Tetapi, perlu diingat, terapi bisa dilakukan jika sudah mendapatkan persetujuan dari para ahli.
Jika Moms telah berdiskusi baik dengan dokter spesialis anak, psikolog, atau terapis, Moms bisa bertanya jenis terapi apa yang cocok untuk dilakukan.
Ada banyak jenis terapi yang bisa dipilih, salah satunya speech therapy.
Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Sabtu (2/4/2022) mengatakan jika terapi ini membantu anak mudah berinteraksi dengan melakukan keterampilan nonverbal, semisalnya melakukan kontak mata, memahami gerakan, dan mengobrol saling bergantian.
"Speech therapy, pada terapi ini kita bisa belajar untuk berkomunikasi, berinteraksi, komunikasi nonverbal, berbicara dengan gestur," ungkap Yusrinda.
Dengan speech therapy, anak penyandang autisme paham intruksi yang diberikan meskipun hanya menggunakan gerakan.
Semisalnya, jika Moms menggoyangkan satu jari telunjuk itu menunjukkan bahwa anak tidak diperkenankan untuk melakukan hal yang mereka inginkan.
Pada speech therapy, para terapis nantinya mengajarkan anak untuk mengekspresikan dirinya menggunakan simbol.
Atau, bisa juga menggunakan gambar-gambar yang sesuai.
Dalam terapi, ada juga bahasa isyarat yang semakin memudahkan anak penyandang autisme dalam berinteraksi.
Keberhasilan terapis bukan hanya terletak pada anak saja. Tetapi, ini juga perlu dukungan dari orangtua dan orang lain di sekitarnya.
Kegiatan dalan speech therapy sebaiknya mulai dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari anak.
Ini dilakukan agar terapi yang dilakukan memberikan hasil yang optimal.
Untuk mengetahui jenis terapi untuk anak penyandang autisme, cek halaman 2. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR