Nakita.id - Pada realitanya, masih banyak orang yang belum mengenali anak autisme.
Ini karena anak penyandang autisme memang terlihat seperti anak-anak umum lainnya.
Tetapi, jika diperhatikan dengan seksama dan diamati, barulah orang-orang menyadari ada hal istimewa yang mereka miliki.
Anak autisme berbeda dengan anak-anak kebanyakan.
Mereka lebih asyik dengan dunianya sendiri dibandingkan harus berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Seakan-akan anak autisme lebih nyaman untuk menjalani aktivitas hariannya seorang diri.
Bahkan mereka mungkin tidak menunjukkan ketertarikan untuk berbicara, meskipun Moms mengajaknya untuk mengobrol.
Ketika melihat ini, tentu banyak yang beranggapan jika anak autisme bisa hidup sendiri tanpa adanya teman.
Tetapi, sama seperti anak normal lainnya anak autisme juga membutuhkan teman untuk membantu pertumbuhan mereka agar lebih berkembang.
Baca Juga: Orangtua Perlu Selektif dalam Memilih Sekolah untuk Anak Penyandang Autisme, Psikolog Sarankan
Dalam kehidupan nyata, terkadang anak autisme dianggap sebelah mata.
Banyak orangtua lain yang merasa ragu untuk memperbolehkan anaknya bermain dengan anak autisme.
Pemahaman kolot seperti kekhawatiran autisme ini menular menjadi alasan kuat masih banyak Moms dan Dads tak mengizinkan Si Kecil bermain bersama-sama.
Padahal autisme bukanlah suatu kondisi yang mana dapat menular kepada anak lainnya.
Yusrinda Silvianis Diwanti, M.Psi., Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Dosen Prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Bandung menuturkan kepada Nakita, Sabtu (2/4/2022) justru anak autisme disarankan bermain dengan siapapun.
Anak autisme yang berinteraksi dengan bermain bersama anak normal dapat meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi.
Ketika bermain anak saling mengobrol satu sama lain, sehingga melatih perkembangan bahasa anak autisme.
" Berteman tanpa anak autisme ini sebenatnya bbisa meningkatkan komunikasi, kemampuan sosial anak penyandang autisme," ungkap Yusrinda.
Ketika mereka bermain bersama, anak normal akan memahami dan menyesuaikan diri akan kekurangan yang dimiliki anak autisme.
Mereka tentu paham bahwa anak penyandang autisme memiliki keistimewaan.
Sehingga teman-teman lainnya lebih bisa menghargai anak penyandang autisme.
Bahkan menurut Yusrinda, lambat laun teman-teman sebayanya ini bisa menjadi support system.
Ketika anak autisme merasa sedih atau mengalami hinaan dari olang lain, teman-teman di sekitarnya akan selalu hadir menemani dan berperan melindungi.
Jadi anak autisme bisa terhindar dari bullying yang kerap masih terjadi.
"Dari sini anak autisme juga bisa memiliki support system intuk menghibdari risiko dia diganggu oleh orang lain atau anak lain yang gak paham tentang autisme. Jadi ada kelompok yang melindungi dia," ujarnya.
Bukan hanya bermanfaat bagi anak autisme, bermain bersama juga bisa membuat anak yang normal ini bisa menghargai oranglain.
Ini juga bisa membentuk dan melatih tenggang rasa, kepedulian terhadap sekitar.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR