Pasalnya, generasi milenial dan generasi Z merupakan kelompok yang mendominasi pasar Indonesia (lebih dari 60% jumlah populasi) dan akan menjadi pengambil keputusan terhadap produk finansial yang berpengaruh di masa depan.
Selain itu, survei bank dunia juga memprediksi bahwa pada tahun 2070 indeks inklusi keuangan akan mencapai 68,52 persen, sedangkan untuk Indonesia ada pada angka 48,86 persen.
Sehingga, kebutuhan untuk mempercepat inklusi keuangan melalui literasi keuangan pun penting menjadi sorotan.
Dalam webinar yang diadakan, terdapat beberapa pembahasan menarik yang diberikan.
Pertama, Samuel Ray, HR Professional & Content Creator, membagikan tips finansial untuk keluarga muda.
“Saya ingin mengajak teman-teman semua untuk menyadari pentingnya mengatur keuangan sejak dini, karena uang memang bisa dicari lagi tapi waktu yang dipakai untuk mencari uang tersebut yang tidak dapat kembali lagi,” ungkap Samuel Ray.
Kedua, Halda Rianta, seorang Content Creator, membahas tentang fenomena ‘Gaji Numpang Lewat’.
Ya, kondisi ini memang masih menjadi tantangan bagi generasi muda.
Gaji atau pemasukan kerap habis begitu saja digunakan untuk berbagai pengeluaran yang sebenarnya tidak dibutuhkan, atau dengan kata lain, memiliki manajemen keuangan yang buruk.
Kebiasaan ‘jajan’ atau membeli barang-barang yang tidak diperlukan juga menjadi salah satu faktor utama penyebab sulitnya mengelola keuangan.
Maka dari itu, remaja dan anak muda perlu mengetahui bagaimana perencanaan keuangan yang matang.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR