Nakita.id - Masih banyak masyarakat yang belum memahami apa itu autisme.
Umumnya anak penyandang autisme tumbuh seperti layaknya anak-anak normal lainnya.
Tidak ada ciri fisik yang begitu mencolok kepada anak penyandang autisme.
Tetapi jika diteliti lebih lanjut, anak autisme kerap tidak mampu untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain.
Seringkali anak dengan gejala autisme dapat terlihat dari sejak dini.
Untuk menentukan anak terdiagnosis autisme atau tidak hanya bisa dilakukan oleh para ahli, seperti dokter, psikolog, atau terapis.
Anak autisme memiliki gejala yang berbeda-beda.
Perbedaan gejala inilah yang nantinya akan dikelompokkan menjadi beberapa jenis autisme.
Dalam artikel ini akan menjelaskan beberapa jenis autisme menurut dokter yang perlu dipahami oleh masyarakat awam.
Baca Juga: Emang Benar Si Kecil Sering Mengamuk Jadi Ciri Anak Autisme? Dokter Sampai Ungkap Fakta Sebenarnya
Menurut dr. Wita Rostania, Sp.A Dokter Spesialis Anak di RS Azra Bogor, saat diwawancara oleh tim Nakita, Selasa (5/4/2022) mengatakan jika tipe autisme bisa dibedakan bagaimana cara anak berinteraksi.
dr. Wita mengatakan jika ada beberapa anak autisme yang merasa asik dan nyaman dengan dunianya sendiri.
Anak autisme seperti ini lebih memilih untuk menyendiri dibandingkan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
"Yang pertama dari interaksi sosialnya, jadi ada yang istilahnya sendiri, dia tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya," ucap dr. Wita.
Ada juga beberapa anak autisme yang mampu berinteraksi tetapi merasa kesulitan untuk melakukannya.
"tetapi ada juga yang bentuknya pasif jadi dia bisa berinteraksi tetapi tidak bisa memaintenancenya," ujarnya.
Kemudian, mereka mampu untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain di sekitarnya tetapi tidak menunjukkan respons apa yang orang lain inginkan, cenderung berinteraksi sesuai dengan apa yang mereka inginkan
"Yang ketiga dia berinteraksi tetapi aneh," sambungnya.
Lebih lanjut, dr Wita membagikan jenis autisme ke dalam tiga golongan.
Yakni long Functioning Autism, Middle Functioning Autism, High Functioning Autism.
Yang mana ini berarti anak autisme dibagi berdasarkan sesuai tingkat keparan gejala anak.
Terdiri dari level 1, level 2, dan juga level 3.
Tingkat keparahan pada anak autisme sangat beragam dan tak bisa disamaratakan.
Ini disesuaikan dengan konteks yang ada dan bagaimana cara mereka berperilaku.
Seperti misalnya long Functioning Autism yang memengaruhi tingkat kecerdasan anak.
Sedangkan Middle Functioning Autism diperlukan terapi agar anak bisa menjalani aktivitas hariannya secara mandiri, dan High Functioning Autism yang mana mereka masih bisa bersekolah tetapi hanya terbatas.
"Autisme dibagi tinga yaknilong Functioning Autism berhubungan dengan kognisi atau kecerdasannya, Middle Functioning Autismbiasanya tujuan terapinya adalah agar anak bisa mandiri hingga High Functioning Autism di atas 70, masih bisa mengikuti sekolah namun terbatas," ucap dr. Wita.
Baca Juga: Stop Asal Diagnosa, Dokter Sarankan Segera Lakukan Ini Jika Anak Mulai Menunjukkan Tanda Autisme
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR