5. Cedera
Seseorang dapat melukai otot-otot di lehernya jika mereka mengangkat beban berat atau mengalami whiplash akibat kecelakaan mobil.
Jenis cedera ini dapat menyebabkan ketegangan otot ringan hingga berat, yang mungkin memerlukan perawatan medis atau terapi fisik.
Strain otot yang tidak diobati dapat menyebabkan nyeri leher yang persisten dan bahkan kerusakan permanen yang mengurangi rentang gerak dan fleksibilitas di leher.
6. Stres
Stres memiliki efek yang kuat pada seluruh tubuh.
Ketika otak merasakan stres, itu menandakan pelepasan beberapa hormon, seperti kortisol dan epinefrin.
Hormon-hormon ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, serta mengencangkan otot.
Ketika seseorang mengalami stres secara teratur, otot-otot mereka tetap tegang dan berkontraksi untuk waktu yang lebih lama, yang dapat menyebabkan nyeri leher dan bahu.
Menurut sebuah studi tahun 2017 berjudul “Level of physical activity, well-being, stress and self-rated health in persons with migraine and co-existing tension-type headache and neck pain” yang melibatkan 148 orang dengan migrain, hampir 67 persen dari peserta juga mengalami sakit kepala tipe tegang dan sakit leher.
Orang-orang ini juga melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi, terlibat dalam aktivitas fisik yang lebih sedikit, dan menilai kesehatan mereka buruk.
Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "6 Penyebab Nyeri Leher"
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR