Nakita.id - Setelah menikah ada beberapa pasangan yang langsung memutuskan ingin segera memiliki momongan.
Tanpa ingin menunda-nunda waktu, Moms dan Dads langsung berencana untuk memiliki anak.
Sehingga kehamilan menjadi waktu yang paling dinanti-nantikan.
Selama masa kehamilan Moms tentu sudah tak sabar ingin melihat lahirnya sang buah hati ke dunia.
Bahkan saat baru saja merasakan tendangan sang janin saja Moms sangat bahagia bukan kepalang.
Tendangan janin ini sering Moms rasakan di bagian perut atas atau tengah.
Tetapi tak menutup kemungkinan tendangan ini juga Moms rasakan di perut bagian bawah.
Meski terasa semakin dekat dengan Si Kecil' namun ada beberapa calon ibu yang merasa khawatir jika bayi menendang terlalu kuat hingga menyebabkan perasaan ngilu.
Moms mungkin bertanya-tanya apakah aman jika tendangan janin ini menyebabkan ngilu dan apa penyebabnya?
Baca Juga: Cegukan Pada Bayi Dalam Rahim, Pelajari Frekuensi Bahayanya Moms!
Moms perasaan ngilu akibat tendangan janin ini wajar apabila terjadi.
Sehingga tidak perlu merasa khawatir lagi.
Ngilu ini juga tidak mencerminkan adanya kondisi bahaya bagi Moms atau Si Kecil.
Penyebab ngilu karena tendangan ini terjadi karena gerakan yang semakin kuat.
Umumnya sering dirasakan pada usia kehamilan 9 bulan atau trimester terakhir kehamilan.
Nyeri semakin terasa juga bisa disebabkan kepala janin yang sudah memasuki panggul.
Sehingga pergerakan janin akan terasa ngilu hingga organ intim.
Memasuki trimester ketiga kehamilan, bayi akan bertambah besar sehingga ruang geraknya merasa terbatas.
Apabila kehamilan memasuki cukup bulan, rasa ngilu hingga nyeri ini bisa menjadi pertanda persalinan.
Bila Moms merasa ngilu akibat tendangan janin, ada beberapa cara untuk mengatasinya.
Moms bisa melakukan beberapa cara seperti berikut ini:
- Mengatur pernapasan agar lebih stabil.
- Berbaring dengan posisi yang berbeda-beda.
- Yoga hamil.
- Melakukan senam kegel.
- Meninggikan kaki dengan mengganjal menggunakan bantal.
- Gunakan pakaian yang nyaman.
- Tidak mengonsumsi obat sembarangan, jika diperlukan konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan masing-masing.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR