Dengan jumlah sampel yang kecil, penelitian ini boleh dikatakan masih perlu dikaji lagi.
Kendati demikian, penelitian serupa yang menggunakan sampel lebih banyak juga menunjukkan hasil serupa.
BACA JUGA: Hasil Penelitian: Ibu Hamil Boleh Mengonsumsi Sushi!
Dengan sampel yang lebih banyak yakni 92 ribu orang, hasilnya juga menyatakan bahwa hanya 34 sampai 53% peserta yang menganggap responden lain sebagai teman baik.
Ternyata, ini berkaitan dengan prinsip, “Kami menyukai Anda, sebaliknya Anda pun mesti menyukai kami”.
Seharusnya, persahabatan sejati dimaknai layaknya pikiran anak-anak.
Dimana kita bersedia meminjamkan benda kesayangan kepada teman, menepati janji, tidak menutupi apapun dan rela berkorban untuk kebahagiaan teman.
BACA JUGA: Mulan Jameela Temani Putri Sulungnya Acara Sekolah, Penampilannya Curi Perhatian Seperti Kakak-Adik
Kini, pertemanan seolah mengalami pergeseran makna dimana hanya terjalin ketika memiliki kepentingan tertentu.
Untuk itu, penting Moms untuk menjaga teman yang benar-benar bisa dikatakan sahabat.
Sedikit teman dengan kualitas baik lebih bermakna dibandingkan jumlah teman yang banyak tetapi kualitas pertemanan rendah.
Antropolog Inggris, Robin Dunbar bahkan memberi pernyataan ekstrem soal pertemanan.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Science Alert,times |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR