Sosok Ronaldo mengaku sangat sulit untuk ngobrol secara normal dengan ayahnya sendiri.
“Dia mabuk hampir setiap hari. Aku tidak pernah benar-benar mengenalnya dengan baik. Saya ingin dia lebih banyak berada di sekitar.
Meskipun dia tidak pernah menganiaya anak-anaknya, saya menjadi korbannya," ujar Ronaldo.
Di masa kecilnya, Ronaldo kerap mengalami kelaparan.
Hingga pada usia 12 tahun, Ronaldo terbang sendirian ke daratan Portugal untuk bergabung dengan Sporting Lisbon.
Dirinya berusaha belajar berlatih sepak bola hingga karirnya moncer di bidang tersebut. Sayangnya, sang ayah tidak bisa melihat Ronaldo di puncak karir karena meninggal pada tahun 2005.
“Saya tahu bagaimana rasanya kehilangan orang tua. Saya telah kehilangan milik saya beberapa tahun sebelumnya," ungkapnya.
Kesedihan Cristiano Ronaldo lainnya adalah pada tahun 2010 ketika Madeira dan kampung halamannya di Funchal dilanda tanah longsor.
Bencana tersebut menyebabkan 40 orang tewas dan ratusan orang jadi miskin karena rumah dan harta benda tertimbun tanah.
Sebulan kemudian setelah bencana, sepupu Ronaldo yang bernama Miguel Dos Santos Fernandes (32) meninggal dalam kecelakaan mobil.
Ronaldo bergegas pulang dan ikut prosesi pemakaman, "Ini adalah salah satu momen paling menyedihkan dalam hidup saya."
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR