2. Siapkan Tempat Perawatan yang Ramah Anak
Kemudian, para tenaga kesehatan dan orangtua juga bisa mencoba mencari dan menyiapkan tempat perawatan yang memang ramah anak.
"Misalnya, fasilitas ramah anak tuh dekorasi ruangannya itu juga cukup menyenangkan, kursinya ukuran anak, atau ada mainan-mainan yang bisa dia mainkan sebagai aktivitas, mungkin juga ada buku-buku cerita yang bisa dia baca ketika menjalani transfusi," saran Anna.
Karena dengan ruang perawatan yang ramah anak, Si Kecil pun akan merasa nyaman dan bisa membuatnya lebih percaya diri.
3. Ingatkan Hal Baik yang Sudah Dilakukan Anak
Anak pengidap thalasemia cenderung sadar bahwa dirinya berbeda dengan teman-teman sebayanya dan memiliki kekurangan.
Karena hal tersebut, tugas orangtua adalah dengan memberitahu apa saja kelebihan yang anak miliki.
"Kepada anak bisa juga disampaikan bahwa hal baik apa yang sudah ia lakukan, karena secara alamiah sebenarnya anak akan tahu kalau dia punya banyak kekurangan. Jadi, tidak perlu lagi dibesar-besarkan kekurangannya itu, melainkan ingatkan hal-hal baik, atau kelebihan apa yang dia punya," ujar Anna.
Anna juga menyarankan, supaya orangtua selalu memberikan dukungan pada anak supaya tidak mau menyerah.
Serta mendorong anak supaya mau bergaul dengan orang-orang di sekitarnya.
4. Beri Perlakuan Ramah Kepada Anak Ketika Berada di Rumah
Para orangtua harus pandai-pandai memberikan perlakuan ramah ketika di rumah kepada anak pengidap thalasemia. Misalnya, ketika menyediakan makanan maka sediakan menu yang sama.
"Misalnya, untuk makanan-makanan yang harus dihindari pengidap thalasemia. Nah, coba kalau misalkan membuat menu itu yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga termasuk pengidap thalasemia," kata Anna.
Maka dengan cara tersebut anak pengidap thalasemia tidak merasa berbeda sendiri, serta merasa didukung penuh oleh keluarganya.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR