Nakita.id - Para pengidap thalasemia wajib tahu, berikut ini dampak transfusi darah untuk tubuh.
Thalasemia merupakan salah satu penyakit kelainan darah yang membuat pengidapnya mengalami gejala anemia.
Pengidap thalasemia sendiri cenderung memiliki kadar hemoglobin yang rendah.
Kadar hemoglobin yang rendah itulah membuat para pengidap thalasemia mudah mengalami beberapa keluhan.
Misalnya pusing, wajah pucat, mudah lemas, dan sebagainya.
Salah satu cara pengobatan thalasemia yang paling banyak dilakukan orang adalah transfusi darah.
Dengan transfusi darah, harapan hidup para pengidap thalasemia pun akan meningkat.
Ya, meskipun penyakit ini tidak bisa disembuhkan total walau transfusi darah yang dilakukan rutin seumur hidupnya.
Meski begitu, tidak semua pengidap thalasemia wajib melakukan transfusi darah.
Baca Juga: Bukan Hanya Dapat Menyerang Orang Dewasa, Ini yang Dimaksud dengan Penyakit Thalasemia
Semua tergantung dari jenis thalasemia yang diderita.
Jika thalasemia yang diderita Moms, Dads, atau Si Kecil mayor, maka mau tidak mau harus rutin melakukan transfusi darah.
Karena, jenis thalasemia mayor ini sudah terbilang parah Moms.
Melakukan transfusi darah secara rutin seumur hidup memang bukan perkara yang mudah.
Kegiatan tersebut tentu saja membuat Moms merasa lelah baik secara fisik dan mental.
Belum lagi, kegiatan transfusi darah juga memiliki dampak buruk untuk tubuh.
dr. Asri Pandijaningsih, SpA dari RSIA Bunda Ciputat, mengatakan bahwa transfusi darah bisa sebabkan penumpukan zat besi di dalam tubuh.
"Dampak pemberian transfusi darah pun menyebabkan penumpukan zat besi di dalam darah, sedangkan di satu sisi terjadi peningkatan kerja dari sumsum tulang," ungkap dr. Asri dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Senin (9/5/2022).
Baca Juga: Supaya Tak Berkepanjangan, Begini Cara Mengatasi Rasa Sedih pada Anak Pengidap Thalasemia
Nah, penumpukan zat besi yang terjadi secara terus-menerus bisa sebabkan gangguan di beberapa organ tubuh dan juga hormon-hormon.
Misalnya di jantung, kelenjar pankreas, hati, limpah, dan sebagainya.
"Sehingga, penumpukan zat besi di organ tersebut misal di jantung akan sebabkan gagal jantung, di kelenjar pankreas menjadi diabetes, kemudian limpahnya membesar, hatinya membesar, itu semua mengganggu tumbuh kembang seorang anak," sambung dr. Asri.
Meski begitu, Moms atau Si Kecil pengidap thalasemia tak perlu takut untuk melakukan transfusi darah.
Pasalnya, kini juga ada terapi yang bernama kelasi besi.
Kelasi besi ini berguna untuk mengurangi kadar zat besi yang ada di dalam tubuh.
Sehingga, zat besi tidak terus-terusan menumpuk dan merusak organ tubuh.
Dengan adanya terapi ini, dijamin harapan hidup para pengidap thalasemia pun akan semakin tinggi. Asalkan menjalankan segala pengobatan yang sudah dianjurkan oleh dokter.
Untuk melihat kembali dampak transfusi darah untuk tubuh, cek halaman 2. (*)
Baca Juga: Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Pengidap Thalasemia
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR