Nakita.id - Begini kata dokter mengenai gejala thalasemia orang dewasa dan anak-anak.
Thalasemia memang merupakan penyakit yang belum banyak orang ketahui.
Namun, penyakit ini sudah banyak diderita orang di Indonesia.
Parahnya lagi, penyakit ini bukan hanya bisa dialami orang dewasa.
Banyak anak-anak yang juga didiagnosis mengidap penyakit mematikan ini Moms.
Thalasemia sama seperti kanker yang masuk ke dalam jenis penyakit kronis.
Namun yang membedakan adalah kanker bisa terjadi karena adanya pertumbuhan sel-sel abnormal sehingga merusak jaringan tubuh.
Jika thalasemia adalah terjadinya kelainan pada sel darah merah.
Pengobatan thalasemia dan kanker pun sama-sama memakan waktu yang cukup panjang bahkan seumur hidup.
Baca Juga: Bukan Hanya Dapat Menyerang Orang Dewasa, Ini yang Dimaksud dengan Penyakit Thalasemia
Thalasemia banyak dialami anak-anak karena penyakit ini disebabkan karena genetik atau keturunan Moms.
Maka dari itu, penting sekali untuk mengetahui gejala thalasemia sendiri.
Mungkin gejala thalasemia yang paling umum adalah terlihat pucat, pusing, dan lemas.
Namun Moms perlu tahu! masih ada banyak gejala lainnya yang bisa dialami pengidap thalasemia.
Lantas apakah gejala thalasemia orang dewasa dengan anak-anak sama?
Menurut dr. Asri Pandijaningsih, SpA dari RSIA Bunda Ciputat, mengatakan gejala thalasemia pada orang dewasa dengan anak-anak sama saja.
Hanya yang membedakan adalah ada anak-anak yang justru di awal kehidupannya misal 1-2 tahun pertama sudah terdiagnosis thalasemia.
Itu akan lebih memudahkan pengobatannya, karena dokter akan berusaha menjaga hemoglobinnya supaya terus stabil.
Baca Juga: Tips Menghadapi Pasangan yang Mengidap Thalasemia Menurut Psikolog
Hemoglobin ini sangat penting untuk dijaga supaya tumbuh kembang anak pengidap thalasemia bisa menjadi lebih baik.
Namun berbeda, jika anak didiagnosis mengidap thalasemia di usia yang lebih besar.
Secara otomatis pertumbuhan dan perkembangannya tidak sebaik anak-anak yang sudah terdiagnosis sejak awal kehidupannya.
Kemudian, perubahan yang akan nampak pada tubuhnya pun akan berbeda.
"Ya sama. Cuma misal, di awal kehidupan misal di 1-2 tahun pertama sudah diketahui mengidap thalasemia mayor maka sesegera mungkin kita berikan pengobatan, kita jaga HB nya antara 9,5 – 11 itu biasanya tumbuh kembangnya akan menjadi lebih bagus, dibandingkan seorang anak yang ketahuan thalasemia di usia yang lebih besar," ungkap dr. Asri dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Senin (9/5/2022).
dr. Asri juga menjelaskan, dampak dari thalasemia untuk anak sangatlah besar.
Terutama bagi anak-anak yang mengidap thalasemia mayor maka secara otomatis harus melakukan transfusi darah secara rutin.
"Dampak seorang anak jika mengidap thalasemia sangat besar sekali karena ketika thalasemia anak menjadi kekurangan HB sehingga ia menjadi anemia apalagi jika anak tersebut mengalami thalasemia mayor maka secara rutin paling tidak satu bulan, 3 minggu, atau dua bulan sekali maka harus mendapatkan transfusi darah," tutup dr. Asri.
Maka dari itu, penting sekali bagi Moms lebih aware dengan gejala thalasemia apalagi jika memang di keluarga memiliki riwayat penyakit tersebut.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Pengidap Thalasemia
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR