Tabloid-Nakita.com.- First thing first dalam mengajarkan anak etika makan adalah 4 kata sakti, yaitu tolong, terima kasih, permisi, dan maaf. Ini sebetulnya berlaku umum untuk membentuk perilaku anak, terutama dalam hal sopan santun. Namun, anak yang terbiasa bertutur keempat kata tersebut (dengan penggunaan yang tepat pula) akan lebih mudah kita arahkan saat belajar etika makan.
Begitu anak menginjak usia prasekolah, rentang konsentrasinya lebih panjang dan anak lebih mampu mengikuti arahan atau instruksi apapun. Masa prasekolah adalah masa yang tepat untuk memperkenalkan etika makan pada anak, meskipun bisa juga lebih awal. Sebab untuk cara makan yang baik butuh proses, tidak bisa satu dua hari anak langsung pintar makan.
Kalau mau dirunut, anak bahkan sudah bisa makan sendiri sejak ia tertarik menggenggam potongan buah/sayur, sendok, piring atau gelas begitu mulai waktunya MPASI. Kebanyakan orangtua memilih tetap menyuapi anak dengan alasan supaya cepat habis dan tidak berantakan. Pilihan ini hanya ampuh untuk jangka pendek, tetapi tidak untuk jangka panjang. Ada banyak cerita di mana anak terlalu biasa disuapi sehingga sampai usia TK atau SD pun ia masih kesulitan makan sendiri.
Jadi, tidak masalah berantakan, yang penting anak mulai belajar mengendalikan tangannya untuk mengenggam alat makan dengan benar. Apa saja yang perlu diajarkan pada anak agar mereka belajar sopan di meja makan? Anindita Subawa SPsi memberikan tipnya:
1.Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
2.Makan dalam posisi duduk tegak. Dorong anak agar fokus pada makanannya, bukan disambi dengan baca, nonton, atau main gadget
3.Awali dan sudahi makan dengan berdoa
4.Tunggu sampai semua orang duduk di meja makan baru mulai menyantap hidangan
5.Minta anak duduk selama makan, tidak jalan-jalan ke sana kemari
6.Pastikan anak mengunyah dengan mulut tertutup, tidak sambil bicara dan tidak mengecap
7.Ajari anak bagaimana meminta makanan, misalnya “Ma, tolong sayurnya”
8.Ajari anak agar tidak berkomentar negatif tentang makanannya, seperti “Ih, nggak enak!” Katakan saja tidak baik mengatakan hal-hal buruk tentang makanan yang ia santap saat itu. Sebaliknya, ajari anak memberikan komentar positif pada makanan yang disantapnya, hingga mengucapkan terima kasih pada orang yang memasak.
9.Minta anak mengambil makanan secukupnya dan menyuap makanan secukupnya juga, serta mengunyah dengan perlahan
10.Setelah selesai makan, ajak anak membersihkan mulutnya dengan tisu atau serbet
Pengenalan aturan tersebut pun dilakukan pelan-pelan, tidak bisa sekaligus. Misalnya, hari ini anak belajar bagaimana duduk manis dan memegang alat makan dengan benar. Lakukan terus beberapa hari berikutnya sampai ia mengerti bahwa makan harus duduk manis dan alat makan hanya untuk makan
Aturan makan juga bisa diterapkan pula dengan melakukan role play restoran di rumah. Kita bisa berpura-pura menjadi pelayan, sementara anak menjadi tamunya, atau sebaliknya. Lebih lanjut, sesekali ajak anak makan bersama di restoran. Perlihatkan bagaimana memesan makanan dengan sopan kepada pelayan. Lalu, contohkan bagaimana sikap duduk yang baik, menggunakan alat makan, makan bersama, juga bertutur kata.
Meskipun demikian, kita juga perlu ingat ada beberapa hal soal makan yang belum dikuasai benar si prasekolah. Salah satunya, jangan mengharapkan anak makan dengan rapi. Bagaimanapun juga anak masih dalam proses belajar, makan berantakan adalah salah satu tahapan yang harus dilalui. Pada titik ini, cobalah untuk bersikap adil dengan tidak membandingkan kerapian makan anak dengan orang lain. Atau malah enggan memberikan anak kesempatan makan sendiri semata agar cepat dan tetap bersih. Jika ingin membandingkan, bandingkan saja dengan cara makan si kecil saat usianya lebih muda. Pasti kini ia pun sudah mengalami kemajuan pesat.
(Santi Hartono. Foto: Istock)
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR