Mengutip laman Kementerian Kesehatan, masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) cacar monyet biasanya 6-16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5-21 hari.
Gejala awal yang timbul adalah demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.
Limfadenopati ini dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan.
Kemudian dalam 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal, akan memasuki fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah.
Kemudian, lepuh ini akan mengeras atau menjadi keropeng lalu rontok.
Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode tersebut menghilang dan rontok.
Baca Juga: Cacar Monyet Pertama Kali Masuk Asia, Simak Perbedaannya dengan Cacar Air!
Salah satu cara mencegah penularan cacar monyet adalah dengan mendapatkan vaksin cacar, tetapi penggunaannya saat ini masih terbatas pada orang yang bekerja di laboratorium dengan virus variola (cacar).
Cara lainnya juga bisa Moms sekeluarga lakukan dengan melakukan beberapa hal kecil sebagai berikut:
- Menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi (terutama hewan yang sakit atau mati)
- Menghindari kontak dengan tempat tidur dan benda lain yang terkontaminasi virus
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR