Bagi anak-anak, menurut riset Buckles, bila jarak kelahiran kurang dari dua tahun, maka perhatian dan pengasuhan orangtua pada si kakak mungkin akan berkurang.
Bayangkan, mengurus dan merawat dua balita sekaligus tentu waktu yang tersedia lebih banyak diberikan untuk anak yang lebih kecil.
Dampaknya, timbul kecemburuan pada si kakak yang berakibat sibling rivalry atau pertikaian dengan saudara sekandung.
Si sulung yang merasa kurang diperhatikan merasa ada persaingan, sehingga seolah kehadiran adik menjadi suatu ancaman yang dapat merebut perhatian orangtua terhadap dirinya.
Tak hanya itu, riset Buckles juga menunjukkan, usia anak yang beda sedikit dengan adiknya cenderung lebih sering membuat anak mengenal screen time lebih awal.
Yakni di usia 3 tahun yang berakibat kurang suka membaca dibanding dengan anak yang usianya beda 2 tahun atau lebih dari adiknya.
Di era modern ini, banyak cara yang bisa Moms dan Dads lakukan untuk mengatur jarak kelahiran.
Cara paling sederhana dan murah yang sering dianjurkan adalah pemberian ASI eksklusif.
ASI eksklusif memiliki efek kontraseptif karena saat menyusui, hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI juga akan mengurangi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) yang diperlukan untuk kelangsungan siklus haid.
Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah sehingga memengaruhi fertilitas (kesuburan).
Mengatur jarak kelahiran juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode/alat kontrasepsi, yaitu cara yang mudah dalam merencanakan kehamilan.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR