Nakita.id - Jarak ideal antara anak pertama dan kedua mungkin terkesan bukanlah hal yang serius.
Apalagi bagi Moms dan Dads yang berharap bisa memiliki banyak anak.
Atau mungkin ingin 'sekalian repot' sehingga sengaja tak memberi jarak antara anak pertama dan kedua.
Terlepas dari hal tersebut di atas, mengatur jarak kehamilan adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan.
Berdasarkan beberapa literatur dan penelitian, jarak kehamilan adalah interval antara kehamilan yang satu dengan kehamilan selanjutnya.
Usia ideal dari jarak kehamilan ini tak muncul begitu saja, namun berdasar pada kajian-kajian keilmuan yang menyangkut kesehatan (ibu dan anak), psikologi, serta sosio-ekonomi.
Bila jarak kelahiran terlalu dekat ada beberapa risiko yang ditimbulkan, baik bagi ibu maupun kehidupan keluarga secara menyeluruh.
Bagi ibu, risiko yang bisa terjadi adalah anemia, preeklamsia, dan eklamsia.
Sementara risiko bagi janin di antaranya abortus (keguguran), kelahiran prematur, dan pertumbuhan janin terhambat.
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Membaca? Ini Penjelasannya
Itu semua, jika tidak terdeteksi lebih dini dan tidak ditangani secara tepat, dapat menimbulkan kematian ibu dan janin.
Jarak ideal antara kelahiran pertama dan selanjutnya adalah 2—4 tahun.
Bagi anak-anak, menurut riset Buckles, bila jarak kelahiran kurang dari dua tahun, maka perhatian dan pengasuhan orangtua pada si kakak mungkin akan berkurang.
Bayangkan, mengurus dan merawat dua balita sekaligus tentu waktu yang tersedia lebih banyak diberikan untuk anak yang lebih kecil.
Dampaknya, timbul kecemburuan pada si kakak yang berakibat sibling rivalry atau pertikaian dengan saudara sekandung.
Si sulung yang merasa kurang diperhatikan merasa ada persaingan, sehingga seolah kehadiran adik menjadi suatu ancaman yang dapat merebut perhatian orangtua terhadap dirinya.
Tak hanya itu, riset Buckles juga menunjukkan, usia anak yang beda sedikit dengan adiknya cenderung lebih sering membuat anak mengenal screen time lebih awal.
Yakni di usia 3 tahun yang berakibat kurang suka membaca dibanding dengan anak yang usianya beda 2 tahun atau lebih dari adiknya.
Di era modern ini, banyak cara yang bisa Moms dan Dads lakukan untuk mengatur jarak kelahiran.
Cara paling sederhana dan murah yang sering dianjurkan adalah pemberian ASI eksklusif.
ASI eksklusif memiliki efek kontraseptif karena saat menyusui, hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI juga akan mengurangi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) yang diperlukan untuk kelangsungan siklus haid.
Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah sehingga memengaruhi fertilitas (kesuburan).
Mengatur jarak kelahiran juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode/alat kontrasepsi, yaitu cara yang mudah dalam merencanakan kehamilan.
Secara umum alat kontrasepsi dibagi menjadi dua, yaitu kontrasepsi sederhana dan kontrasepsi modern.
Kontrasepsi sederhana, misalnya dengan menggunakan metode kalender dan coitus eruptus/interuptus (melakukan penetrasi di luar vagina saat bersanggama).
Sedangkan kontrasepsi modern umumnya membutuhkan intervensi dari tenaga medis (dokter atau bidan).
Apa pun pilihannya, tujuannya sama, yaitu membuat jarak kelahiran demi kesejahteraan seluruh keluarga.
Berapa jarak kehamilan yang ideal untuk anak pertama dan kedua? Cari tahu jawabannya di halaman 2 (*).
Baca Juga: Tips Memilih Sepatu untuk Anak yang Enak dan Nyaman Saat Dipakai, Ini Cara yang Benar!
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR