Faktor-faktor itulah yang membuat para penderita kanker darah hanya mengkonsultasikan gejalanya kepada dokter umum dan tak melakukan pemeriksaan kondisinya lebih lanjut.
Berbeda dari kanker pada umumnya yang dikelompokkan dari stadium 1 hingga stadium 4, keganasan kanker darah dilihat dari jenisnya, dimana salah satu yang paling dikenal adalah Leukimia.
Selain Leukimia, kanker darah juga memiliki dua jenis lainnya yaitu Lymphoma dan Multiple Myeloma. Lymphoma adalah kanker sistem limfatik yang mempengaruhi jenis sel darah putih yang disebut limfosit.
Sementara, Multiple Myeloma adalah kanker yang menyerang plasmosit, yang merupakan bagian sel darah putih dan bertugas memproduksi antibodi untuk mengatasi infeksi.
Multiple Myeloma bisa terjadi akibat produksi berlebihan dari sel plasma sehingga myeloma proteins menghancurkan tulang dan sumsum darah dan membuat penderitanya mudah terkena infeksi.
Lalu, bagaimana cara mendiagnosis kanker darah khususnya pada lansia?
"Caranya adalah dengan mengambil darah. Dari darah nanti bisa dilihat apa yang terjadi pada sel-sel darah," jelas dr. Nadia lagi.
Penderita kanker darah juga bisa dideteksi lewat pemeriksaan pada hemoglobin, tingginya leukosit, dan rendahnya trombosit.
"Tapi, penderita leukimia juga bisa jumlah leukositnya rendah. Namun, jika dokter melihat ada yang tidak normal, biasanya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bagi penderitanya," tuturnya.
Dalam pemaparannya, dr. Nadia menjelaskan jika kanker darah terjadi pada kalangan lansia di atas usia 50 tahun, biasanya akan terjadi keganasan pada darah.
"Semakin tua terjadinya keganasan darah semakin besar, karena terkait menurunnya imunitas," sambung dr. Nadia.
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR