“Banyak dari pasien menggambarkan ‘sakit konstan, ngilu, kadang-kadang tajam,’ yang mungkin mempunyai komponen paroksismal,” jelas peneliti.
Dalam sejumlah laporan, pasien menggambarkan serangan nyeri wajah yang dirasakannya yaitu sakit kepala cluster.
Ini merupakan kasus yang dialami oleh seorang pasien, yang laporan medisnya dirinci dalam
Journal of Orofacial pain.
Para peneliti mengingatkan, jangan jadikan ini sebagai patokan. Karena nyeri pada wajah cukup jarang terjadi.
“Nyeri wajah hampir selalu unilateral dan paling sering terlokalisasi di telinga, rahang, dan sekitar pelipis,” jelas mereka.
Mengapa wajah bisa terasa nyeri? Ini karena sekelompok gangguan yang terjadi ketika sistem imun yang harusnya menyerang sel kanker, malah melawan sel-sel normal.
Tapi, bisa juga karena sel kanker memberikan tekanan pada vena cava, pembuluh darah yang menuju ke wajah.
Jika itu terjadi, bukan hanya terasa sakit, tapi juga bisa menyebabkan pembengkakan.
Nyeri wajah juga bisa jadi tanda dari jenis kanker lain. Misalnya saja kanker leher dan kepala, yang 80% pasien merasakan gejala ini.
Seiring berkembangnya kanker paru-paru, beberapa komplikasi bisa terjadi, selain wajah nyeri dan bengkak.
Seperti cairan di sekitar paru-paru, infeksi, pembekuan darah, kadar kalsium yang tinggi, dan masalah dengan sistem saraf.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR