Nakita.id - Tak sedikit pihak yang turut kehilangan sosok almarhum putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril).
Tak terkecuali Wakil Gubernur Jawa Barat itu sendiri, Uu Ruzhanul Ulum.
"Saya cukup mengenal Eril ya. Dia orangnya baik, kalem, santun, tahfiz Alquran juga. Dia orang baik," kata UU, seperti dikutip Kompas.
Uu menuturkan, Eril sosok yang baik dibuktikan dengan banyaknya warga yang turut mendoakan almarhum.
"Bukti Eril orang baik adalah jutaan orang mendoakannya," ucapnya.
"Dalam Islam kan yang meninggal kemudian didoakan minimal 40 orang itu menandakan ia orang baik," jelasnya.
Menurut Uu, Eril menjadi orang yang baik dan dicintai karena kesuksesan orangtuanya dalam mendidik Eril.
"Eril menjadi orang yang baik tentunya andil orangtuanya," kata Uu.
"Pak Ridwan Kamil berhasil mendidik Eril, sehingga menjadi orang yang baik, kepribadiannya sesuai yang diharapkan, keimanannya sesuai yang diharapkan, dan dicintai banyak orang," lanjutnya menambahkan.
Uu juga mengatakan, kepergian Eril tentu menjadi ujian berat bagi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Atalia Praratya.
"Allah tidak akan mencintai abinya (ayahnya, Ridwan Kamil), kalau tidak dicoba, kepergian Eril menjadi cobaan bagi Kang Emil. Kalau dia sabar, maka Allah akan menaikkan derajatnya," katanya.
"Siapa tahu, hari ini dicoba dengan harus kehilangan anak laki-laki pertamanya, siapa tahu anugerahnya akan diangkat jadi presiden atau wapres," lanjutnya menambahkan.
Tak hanya Wakil Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat yang juga adalah ayahanda Eril mengungkapkan kebaikan putra sulungnya itu semasa hidup.
"Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat penuh manfaat," ucap Kang Emil dalam pidatonya saat prosesi pemakaman putranya.
"23 tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, tapi terbukti memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar," lanjutnya.
Kang Emil mengatakan, keluarganya belajar tentang hidup bukan hanya semata terdiri atas lamanya hari, tapi hela napas yang dipakai untuk berbuat baik sehari-hari, walau kecil.
"Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kehilapannya," ucapnya.
"Mungkin akan berat, tapi kami sudah menyiapkan hati kalau kami tidak akan lagi melihat jasadnya untuk terakhir kali," lanjutnya.
"Bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh di seberang. Kenapa tidak jika dia wafat di Swiss yang jauhnya tidak berbilang. Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah, yang menentukan segala yang pergi dan pulang," kata Kang Emil.
Kang Emil menuturkan, luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi mereka.
"Bagaimana mungkin kami tidak merasa dilimpahi oleh rahmat dan kurnia. Saat jenazah yang terbaring ini berada di air berhari-hari masih utuh lagi sempurna," ujud syukur Kang Emil.
"Itu lah salah satu keyakinan kami, bukti adanya mukjizat yang akhirnya alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaaan Allah, sang pemberi berkat, pelajaran bagi kita yang beriman dan pandai membaca isyarat," katanya.
Bagi Kang Emil dan keluarga, kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat.
"Dalam momentum yang nyaris sejajar, kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami dilimpahi kasih yang akbar," ungkapnya.
"Terakhir, kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra, yang dalam kehidupannya, bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orangtua," tambahnya.
Prosesi pemakaman Eril sendiri telah dilakukan Senin siang (13/6/2022) di tempat pemakaman keluarga yang berlokasi di Cimaung, Bandung, Jawa Barat.
Dekat dengan lokasi pemakaman Eril, ada pula pembangunan Masjid Al-Mumtadz dan Islamic Center yang sudah direncanakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR