Nakita.id - BAB bayi keras bisa menjadi salah satu tanda kalau si Kecil mengalami konstipasi atau sembelit.
Bayi mengalami sembelit bukanlah sesuatu yang biasa, tapi Moms bisa melihat tanda-tandanya, seperti:
- BAB bayi keras
- Bayi sulit BAB atau terasa kesakitan ketika BAB
- Frekuensi BAB menjadi jarang atau kurang dari biasanya.
Jika bayi terlihat mengalami sembelit, Moms harus meninjau kembali asupan makanan anak.
Perlu diingat juga bahwa frekuensi BAB anak berbeda dalam setiap rentang umur.
Sebagai catatan, bukan hal biasa bayi yang mendapatkan ASI ekslusif mengalami sembelit atau konstipasi.
Jika si Kecil mengalami tanda-tanda sembelit, Moms bisa menyiasatinya dengan melakukan sejumlah hal ini.
Melansir dari Mayo Clincic, berikut perubahan asupan makanan untuk bayi yang sembelit atau BAB bayi keras:
1. Air atau jus buah
Berikan bayi sedikit air atau jus buah yang 100% alami.
Gunakan jus apel atau jus pir yang aman dikonsumsi untuk bayi.
Jus ini mengandung sorbitol, pemanis yang berfungsi sebagai pencahar.
Berikan sebanyak 60-120 mililiter untuk melihat apakah si Kecil butuh asupan lebih banyak atau tidak.
2. Makanan bayi
Jika bayi sudah mendapatkan MPASI, Moms bisa mencoba bubur kacang polong.
Bubur ini memiliki kandungan yang baik untuk pencernaan si Kecil.
Baca Juga: BAB Bayi Baru Lahir Bisa Lebih dari 5 Kali, Bahayakah? Ini Penjelasannya
Lakukan tips tersebut sampai kondisi BAB bayi keras menjadi lebih baik.
Tapi, jika belum ada perubahan, Moms disarankan untuk melakukan konsultasi medis.
Moms bisa mendatangi rumah sakit atau dokter anak.
Biasanya, si Kecil akan diberikan supositoria gliserin untuk mengatasi sembelitnya.
Meski demikian, pemakaiannya hanya bisa digunakan sesekali.
Moms tidak dianjurkan menggunakan minyak mineral, pencahar stimulan, dan enema untuk mengatasi sembelit pada bayi.
Kondisi bayi sembelit bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan seperti penyakit Hirschsprung.
Tapi kabar baiknya, hal ini jarang terjadi.
Jadi, Moms jangan terlalu khawatir kalau si Kecil mengalami sembelit atau konstipasi, ya.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR