"Kalau itu mitos ya," ucap dr. Dinda saat diwawancarai Nakita pada Jumat lalu (24/6/2022).
"Bisa perempuan dan bisa laki-laki. Enggak pilih-pilih jenis kelamin," lanjutnya mengatakan.
Tak hanya itu, dr. Dinda juga menyampaikan bahwa faktor risiko preeklampsia pada ibu hamil sebenarnya berasal dari bagaimana kesiapan kehamilannya, termasuk makanan yang dikonsumsi.
"Bagaimana nutrisi ibu hamil tersebut menentukan rentan atau tidak terjadinya preeklampsia di saat kehamilan, terutama yang bisa muncul di trimester tiga," jelasnya.
dr. Dinda juga menyebut, riwayat penyakit hipertensi maupun obesitas pada ibu hamil sebelumnya juga bisa menjadi faktor risiko preeklampsia.
Bahkan, Moms yang saat ini berusia di atas 35 tahun dan sedang hamil juga berisiko lebih tinggi mengalami preeklampsia.
"Tapi tidak memungkiri juga usia ibu hamil yang masih muda juga bisa menyebabkan preeklampsia," ungkap dr. Dinda.
Selain itu, mengutip Mayo Clinic, faktor risiko lain terjadinya preeklampsia pada ibu hamil diantaranya seperti riwayat diabetes, penyakit ginjal, hingga penyakit autoimun.
Bahkan, program bayi tabung maupun hamil kembar juga bisa menjadi faktor risiko preeklampsia pada ibu hamil yang lebih tinggi, Moms.
Apabila preeklampsia saat hamil ini dibiarkan, tentu dapat meningkatkan komplikasi yang berbahaya baik bagi Moms maupun janin.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR