Sebelum usia tersebut, "Bayi tidak memiliki struktur kognitif untuk mengenali ibunya sebagai individu, atau untuk mengingatnya ketika sang ibu pergi," katanya.
Jika Moms masih belum dapat berkumpul kembali dengan bayi, usahakan untuk rutin mengunjunginya.
Si Kecil mungkin akan marah jika Moms meninggalkannya lagi setelah bertemu, namun menangis dan marah sebagai reaksi bayi wajar terjadi.
Hal ini misalnya terjadi ketika anak harus dirawat di rumah sakit. Pastikan anak tahu bahwa Moms akan selalu kembali.
Apabila perpisahan pada bayi yang masih kecil tidak ditangani dengan baik, anak-anak yang sensitif akan terganggu secara emosional dalam waktu cukup lama, tambah Dr. Peter S. Cook, psikiater keluarga yang juga penulis buku Early Child Care: Infants and Nations at Risk.
Anak-anak usia 6 bulan sampai 4 tahun termasuk yang paling rentan mengalami hal ini.
Cook menyarankan, setelah dipertemukan kembali, akan sangat membantu jika Moms dapat mengenali apa yang dialami dan dirasakan sang anak selama perpisahan tersebut.
Moms perlu memahami dan menerima ketika anak merasa disakiti, marah, dan sedih, yang umumnya diwujudkan dengan menggelendot atau perilaku kekanak-kanakan lainnya.
Hal itu menjadi cara anak untuk membangun kembali rasa mempercayai, mencintai, dan bekerjasama dengan orangtuanya.
Saat mengunjungi anak, Mayke menyarankan Moms dan Dads berbicara mengenai rencana pengasuhan anak.
Apakah akan “diserahkan” pada mertua seterusnya, atau akan diasuh oleh Moms bersama Dads?
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR