"Harus lebih peka apa yang saat ini Moms butuhkan, apakah dia butuh ditolong dalam konteks konkret, butuh ditenangkan, atau ibu merasa nyaman ketika suaminya mengajak dia berdoa bersama atau salat bersama," ungkap Anggita.
Kemudian, jangan lupa juga para Dads harus berperan sebagai tempat yang aman untuk Moms berkeluh kesah.
Para Dads juga perlu memvalidasi bagaimana perasaan istri saat itu.
Jangan paksa istri untuk terus optimis secara terburu-buru, tapi pahami dulu bagaimana persaaannya.
"Selanjutnya, menjadi orang yang aman untuk ibu berkeluh kesah karena ibu perlu divalidasi atau dipahami perasaannya, sehingga tidak terburu-buru dengan optimisme, ya meskipun optimisme itu bagus," tutup Anggita.
Nah, itu dia hal yang harus dilakukan Dads ketika ibu yang melahirkan bayi prematur mengalami masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Siapa Sangka, Ternyata Batuk Pada Ibu Hamil Bisa Menyebabkan Bayi Lahir Prematur Hingga Keguguran
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR