Nakita.id - Para Dads wajib melakukan ini ketika ibu yang melahirkan bayi prematur mengalami masalah kesehatan mental.
Harus melahirkan bayi prematur memang suatu kenyataan yang kadang sulit untuk diterima banyak orang.
Karena, melahirkan bayi prematur tentu saja risikonya lebih tinggi dibandingkan melahirkan anak yang tidak prematur.
Pasalnya, prematur sendiri masih menjadi penyebab utama kematian neonatal.
Banyak bayi prematur yang ketika dilahirkan ke dunia mendadak tak bisa bertahan. Hal tersebut bisa terjadi karena bayi prematur terpaksa dilahirkan lebih cepat.
Biasanya, kelahiran prematur ini terjadi ketika usia kandungan belum memasuki 40 minggu.
Para dokter biasanya terpaksa menyuruh Moms melahirkan lebih cepat karena adanya masalah di kondisi Moms ataupun sang anak.
Karena harus dilahirkan lebih cepat, maka secara fisik bayi prematur sebenarnya belum siap.
Ada beberapa organ tubuh bayi prematur yang belum terbentuk sempurna.
Baca Juga: Ini 4 Penyebab Cerebral Palsy pada Anak, Salah Satunya Bayi Lahir Prematur
Itulah yang membuat bayi prematur berisiko mengalami kematian.
Karena, kondisi bayi prematur yang cenderung tidak stabil dan lebih sensitif biasanya akan membuat Moms merasa sedih berkepanjangan.
Karena rasa sedih tersebut, para Moms yang melahirkan bayi prematur pun rentan mengalami masalah kesehatan mental.
Seperti yang dijelaskan oleh Anggita Hotna Panjaitan, M.Psi., Psikolog dari Mentari Anakku dan Biro Psikologi Attentive, bahwa ada beberapa masalah kesehatan mental yang rentan dialami ibu yang melahirkan bayi prematur.
Diantranya, stres, kecemasan, rasa bersalah yang berlebihan, deperesi, hingga trauma.
Nah, cara mengatasi masalah kesehatan mental tersebut, para Moms pun butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya.
Terutama, para suami yang harus siap jadi pendengar keluh kesah para Moms.
Anggita mengatakan, para suami setidaknya harus berperan sebagai pendamping yang penuh empati.
"Sebenarnya, emosi yang tidak stabil itu pengaruhnya erat sama hormon juga. Sebenarnya, yang bisa dilakukan sebagai pendamping, maka mendampingi dengan empatik," kata Anggita dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Rabu (6/7/2022).
Anggita menyarankan, suami harus lebih peka terhadap istri yang melahirkan bayi prematur.
Cari tahu apakah istri perlu ditolong, ditenangkan, dan sebagainya.
Para Dads juga wajib cari tahu apa hal yang bisa membuat istri merasa lebih nyaman, misalnya dengan berdoa. Maka, ajaklah istri salat bersama.
"Harus lebih peka apa yang saat ini Moms butuhkan, apakah dia butuh ditolong dalam konteks konkret, butuh ditenangkan, atau ibu merasa nyaman ketika suaminya mengajak dia berdoa bersama atau salat bersama," ungkap Anggita.
Kemudian, jangan lupa juga para Dads harus berperan sebagai tempat yang aman untuk Moms berkeluh kesah.
Para Dads juga perlu memvalidasi bagaimana perasaan istri saat itu.
Jangan paksa istri untuk terus optimis secara terburu-buru, tapi pahami dulu bagaimana persaaannya.
"Selanjutnya, menjadi orang yang aman untuk ibu berkeluh kesah karena ibu perlu divalidasi atau dipahami perasaannya, sehingga tidak terburu-buru dengan optimisme, ya meskipun optimisme itu bagus," tutup Anggita.
Nah, itu dia hal yang harus dilakukan Dads ketika ibu yang melahirkan bayi prematur mengalami masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Siapa Sangka, Ternyata Batuk Pada Ibu Hamil Bisa Menyebabkan Bayi Lahir Prematur Hingga Keguguran
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR