Nakita.id - Ketahui cara inovasi gizi di Posyandu yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak-anak dan mencegah stunting.
Pemberian gizi tambahan saat Posyandu memang rutin dilakukan satu bulan sekali untuk menambah asupan nutrisi si Kecil.
Gizi tambahan Posyandu ini disebut dengan PMT atau Pemberian Makanan Tambahan untuk bayi dan balita.
Tidak sembarangan, pemberian gizi di Posyandu harus memenuhi sejumlah aturan yang ditetapkan oleh Kemenkes (Kementrian Kesehatan).
Kemenkes memberikan penjelasan mengenai 'Petunjuk Teknis Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita'.
Seperti kita tahu, kalau gizi menjadi sebuah peranan penting dalam kehidupan manusia.
Itu sebabnya, perbaikan gizi akan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Pemberian gizi cukup juga berperan penting dalam menekan angka stunting pada anak-anak.
Nah, berikut adalah aturan cara inovasi gizi di Posyandu menurut Kemenkes.
Dalam pemberian gizi untuk anak, PMT harus memenuhi sejumlah syarat ini:
1. Dapat diterima
Makanan ibu hamil dan balita harus diberikan pada bentuk yang bisa diterima.
Artinya, bentuk dan rasanya harus dibuat seperti konsumsi sehari-hari.
PMT juga dibuat dengan bermacam-macam variasi agar tidak menimbulkan kebosanan pada ibu hamil dan balita.
Dianjurkan pula untuk tidak menyajikan makanan berbau tajam, pedas, terlalu asam, terlalu manis dan terlalu asin.
2. Sesuai dengan norma dan agama
Pemberian makanan tambahan harus mempertimbangkan norma yang berlaku.
Tidak hanya itu, penting untuk menerapkan aturan kepercayaan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Mengenal Apa Saja Isi Buku Posyandu Balita, Panduan Penting Dalam Mengelola Kegiatan Posyandu
3. Mudah dibuat
Makanan untuk ibu hamil dan balita hendaknya mudah dibuat dengan peralatan masak yang tersedia.
Ditambah, pembuatannya bisa dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
4. Memenuhi kebutuhan gizi
Makanan tambahan hendaknya memenuhi kebuuhan zat gizi dan bisa dicerna dengan baik.
Selain itu, teknik pengolahan harus dilakukan dengan benar agar makanan tidak kehilangan nilai gizinya.
5. Harga terjangkau dan mudah didapat
Makanan yang dijadikan tambahan gizi harus mudah didapatkan dan dibeli dengan harga terjangkau.
Penggunan bahan terjangkau diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara meluas.
Baca Juga: Bedanya Imunisasi di Posyandu dan Puskesmas Apa Saja? Ternyata Begini Penjelasannya
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR