Ajak anak berdiskusi dari hati ke hati untuk memberikan arahan konsep pacaran yang sehat itu seperti apa.
"Kita kasih tahu juga sambil diskusi sambil ngobrol-ngobrol bagaimana sih pacaran positif itu seperti apa, misalnya saling mendukung, memotivasi
Berikan arahan pacaran positif yang harus dilakukan itu seperti apa dan pacaran negatif yang tidak seharusnya dilakukan itu bagaimana.
"Kalau hal negatif itu seperti apa kita jelaskan ke anak, justru kita mendampingi bukan melarang," imbuhnya.
Penting untuk diingat bahwa sebaiknya Moms jangan melarang ketika anak remaja mulai pacaran, pasalnya ketika orangtua terlalu mengekang membuat anak merasa asing dan menjaga jarak dengan Moms atau Dads.
"Kalau kita melarang anak jadi takut, sehingga anak mundur perlahan dan tidak terbuka pada kita," tutur Evryanti.
Kemungkinan terburuk pun bisa saja terjadi jika orangtua terlalu overprotektif.
Bahayanya anak mungkin akan menjalani hubungan secara sembunyi-sembunyi.
"Kalau anak tidak terbuka bisa jadi anak jadi pacaran diam-diam atau backstreet istilahnya," terang Evryanti.
Jika ini terjadi orangtua tentu semakin sulit untuk memantau atau memberikan arahan kepada anak.
Padahal dengan arahan atau bimbingan dari orangtua membuat anak remaja lebih bertanggung jawab atas dirinya.
"Kalau sudah backstreet gitu bagaimana kita mau kasih pendampingan, mau ngasih arahan anaknya aja tidak cerita," sambungnya.
Para orangtua bisa memberikan pengertian jika pacaran yang baik itu yang bisa saling memotivasi untuk maju satu sama lain.
Maka jadilah orangtua yang mau mendengarkan dan dijadikan tempat ternyaman untuk bercerita ketika anak remaja sudah mulai berpacaran.
Berikan juga aturan dan batasan yang harus diterapkan agar anak tetap menghargai peran orangtua.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR